Triagus Blog

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Terima kasih telah mengunjungi Blog saya ini. Silahkan memanfaatkan informasi yang tersedia. Saya juga menawarkan produk-produk kesehatan dari K-Link dan Anda juga bisa bergabung (join) untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

 
Keluargaku
Istri : Hudiyanti. Anak-anak : Afifa Nahda Rafanda (07-07-1999), Muhammad Zhafran Aqila (03-06-2002) & Muhammad Zhillan Abiyyu (28-01-2005)
K-Link
Bersama K-Link, Anda akan memperoleh : Kesehatan, Uang & Waktu
Tiga Langkah Untuk Mengbah Hidup Anda
Monday, October 1, 2007
oleh : Ubaydillah, AN

Hampir setiap saat Anda dijejali ‘makanan’ berupa informasi, tentang berbagai perubahan yang terjadi sebagai buah dari kemajuan dunia sains dan tehnologi. Sampai sejauh ini pernahkah Anda mempertanyakan bagaimana mengubah diri Anda sehingga dapat menandingi perubahan yang terus menerus tersebut?. Pasalnya, perubahan di dunia luar bersifat ‘pasti’, dan jika tidak dibarengi secara seimbang dengan perubahan kualitas diri, maka perubahan yang mestinya menjadi berkah itu, lambat laun berubah menjadi siksaan atau beban. Contoh kecil saja misalnya, e-mail dan internet di beberapa negara penggunaannya sudah dioptimalkan sedemikian rupa sehingga juga berperan sebagai bahan dalam mengambil keputusan hidup. Berbeda dengan di Indonesia di mana mayoritas penggunaan internet hanya dipandang sebagai cara baru pemborosan hidup atau hanya pajangan belaka. Itulah sekilas gambaran dari teknologi yang tidak sebanding dengan kualitas-diri penggunanya.

Ada dua hal penting dalam sebuah perubahan yaitu, Anda menjadi pencipta perubahan atau justeru menjadi korban dari perubahan itu sendiri. Pencipta perubahan diawali dan diakhiri dari dalam diri Anda, sebaliknya korban perubahan diawali dan diakhir dari luar diri Anda. Lantas apa yang mesti lakukan untuk mengubah diri Anda? Ada baiknya jika Anda mengikuti langkah-langkah berikut:

Langkah Pertama: KESADARAN
Kesadaran diri memiliki dua makna yaitu Sensitivity dan Labeling. Singkat kata, ia adalah kualitas pemahaman di atas rata-rata tentang diri Anda. Pemahaman atau pengetahuan tersebut jelas menjadi kekuatan utama bagi keberhasilan Anda. Orang yang tahu tentang banyak hal tapi tidak tahu dirinya sendiri, sama artinya dengan tidak mengetahui apapun tentang hidup ini. Sehingga pengetahuannya tidak banyak berguna bagi kehidupan pribadinya atau bagi orang lain, orang bijak mengatakan, “Siapa yang mengetahui dirinya sendiri, maka ia akan tahu Tuhannya.”

Bagaimana kedahsyatan dari kesadaran ini dapat Anda temui melalui berbagai bukti sejarah atau melalui film yang telah mengangkat sejarah ini ke dalam seni gambar hidup yang menghibur. Dalam film seringkali kita menyaksikan seorang jagoan baru bisa mengeluarkan ke-jago-annya setelah menyadari dirinya terancam oleh kekuatan musuh yang Ia hadapi. Bahkan seorang Buya Hamka menyelesaikan karya terbesarnya saat ‘kesadaran dirinya’ muncul di dalam sel penjara.

Kesadaran diri merupakan langkah awal menuju perubahan. Seiring dengan munculnya kesadaran diri pada kehidupan Anda, maka pemahaman Anda tentang mengapa Anda merasakan sesuatu, atau mengapa Anda melakukan sesuatu, akan membaik. Pemahaman itulah yang akan memberi Anda kesempatan dan kebebasan untuk mengubah diri ke arah yang dikehendaki. Pemahaman itulah yang akan melahirkaan kepekaan (sensitivity) tentang bagaimana sesuatu berproses dari awal dan bagaimana sesuatu akan berakhir di dalam kehidupan Anda.

Ironisnya sebagian dari kita telah menghabiskan waktu, energi, dan pikiran demi mengharap kesadaran orang lain untuk berubah. Kualitas kesadaran diri yang rendah inilah yang menjadi awal dari sebuah tragedi personal: “Orang tidak tahu bahwa dirinya sebenarnya tidakmengetahui tentang dirinya sendiri,” sehingga pada gilirannya ia pun tidak akan pernah mengetahui pengaruh ketidaktahuannya, pada kehidupan orang lain atau pada kehidupan yang lebih luas lagi.

Tragedi personal ini dipicu dari kesalahan menggunakan kesempatan hidup, ketika seseorang menggunakan waktu hidupnya hanya berdasarkan tekanan atau intimadasi seseorang atau karena keadaan. Buatlah jadual hidup yang memungkinkan Anda memiliki waktu untuk mengerjakan hal yang prioritas, hal-hal yang penting, dan hal-hal yang sifatnya darurat, bahkan harus ada waktu khusus di mana Anda dapat berdialog dengan Anda tentang Anda sendiri. Jika semua yang Anda lakukan hanya karena ‘keterpaksaan’ baik yang bersifat halus atau vulgar maka dapat dipastikan, nilai dari apa yang Anda lakukan adalah nol besar. Tidak ada penghayatan, tidak ada pemaknaan, dan akhirnya tidak terjadi proses belajar hidup untuk berkembang dan berubah.

Kesadaran diri, Self-sensitivity, atau Self-labeling tidak jatuh dari langit. Tapi dihasilkan dari proses eksplorasi dan penemuan secara terus-menerus tentang definisi sesuatu yang Anda rasakan, terutama definisi tentang dua akibat hidup yang berupa kesuksesan dan kegagalan.

Langkah Kedua : PENGAKUAN
Tahap kedua untuk menciptakan perubahan diri adalah pengakuan, yaitu Anda mulai memiliki rasa percaya diri dan rasa hormat diri. Istilah lain untuk menamakan pengakuan ini adalah harga diri. Kualitas diri yang awalnya menjadi pembeda yang sangat tipis antara orang sukses dan orang gagal ini akhirnya melahirkan perbedaan yang begitu besar di antara keduanya.

Para ahli membuktikan bahwa harga diri merupakan penentu dari seluruh kualitas aspek kehidupan, mulai dari kualitas kebahagian, kesuksesan, prestasi, kepedulian, keharmonisan hubungan, kreativitas, kemandirian, dan bahkan persoalan seksual. Semakin tinggi kualitas harga diri yang Anda miliki maka semakin bagus cara Anda menciptakan kesepahaman terhadap orang lain dan keadaan, sehingga akan menghasilkan kualitas kehidupan yang lebih baik pula. Alasan kuat dari kesimpulan tersebut adalah hukum Daya Tarik yang berlaku di planet ini, “Kehidupan Anda baru akan membaik sejak Anda mulai memperbaiki diri”. Dengan kata lain jika Anda sukses, maka kesuksesan tersebut akan membuat Anda sukses dengan keadaan dan orang lain, dan sebagai konsekuensinya akan muncul umpan balik yang sukses dari mereka kepada Anda.

Jangan salah mengartikan harga diri karena ia bukan permintaan atau permohonan yang Anda ajukan kepada pihak lain agar Anda dihargai. Sekali lagi harga diri adalah Self Respect. Dengan harga diri, Anda akan melakukan atau tidak melakukan sesutu kecuali hal itu akan melahirkan manfaat bagi kehidupan, menghormati masa muda sebelum senja, menghargai kesehatan sebelum jatuh sakit, menghargai prioritas sebelum kedaruratan, dan menghormati kemakmuran sebelum kesengsaraan. Anda menghormati potensi dan kecerdasan untuk pengembangan diri, bukan untuk menghindar dari reaksi dan menciptakan reaksi untuk menghindar dari masalah ke masalah akibat gap, antara kemampuan dan keinginan yang Anda ciptakan.

Harga diri juga sekali lagi adalah self confidence, yaitu keyakinan terhadap kemampuan Anda untuk menciptakan solusi dan konfrontasi terhadap ancaman yang akan mengganggu. Keyakinan itulah yang mahal harganya karena pada dasarnya kehidupan eksternal diciptakan dari keyakinan, pikiran, emosi, dan tindakan Anda. Intinya dunia luar diciptakan oleh dunia dalam. Semakin tinggi kualitas percaya diri semakin berkurang Anda melakukan praktik menyalahkan pihak lain terutama terhadap hal-hal yang menimpa Anda. Pasalnya menyalahkan pihak lain meskipun halal hukumnya dan membawa kepuasan tersendiri, namun akhirnya tidak bekerja untuk mengubah kehidupan Anda ke arah yang lebih baik.

Langkah ketiga: KREASI
Semua kreasi di jagat raya ini dihasilkan dari dua proses penciptaan. Pertama, penciptaan mental di dalam diri Anda dan kedua, penciptaan fisik. Untuk mengubah keadaan fisik-eksternal kehidupan Anda harus dimulai dari menciptakan perubahan dari dalam, terlepas apakah Anda menciptakannya secara sadar atau sudah tercipta oleh keadaan yang dipengaruhi oleh keluarga, teman atau lingkungan sekitar. Oleh karena itu jangan menilai orang dari keadaan fisiknya, saat ini jika Anda ingin mempelajari orang lain, pahamilah isi kandungan hidup dan keadaan yang membentuk kehidupan mereka.

Mungkin Anda menemukan orang yang diberi kemudahan untuk menciptakan hasil material secara mudah atau menemukan orang sebaliknya. Sudah bekerja mati-matian siang malam tetapi keadaan fisik hidupnya masih belum juga menggembirakan. Dalam konteks perjuangan, tidak ada yang patut disalahkan dari keduanya. Orang tipe pertama barangkali telah memiliki kualitas internal yang secara sadar atau tidak sadar sudah terbentuk dari orang tua atau lingkungan masa lalunya. Sementara tipe kedua baru memulainya dari awal dan ia harus melewati sekian materi seleksi hukum alam yang anti tawar menawar dan anti belas kasihan.

Kembali ke persoalan kreasi bahwa mulailah perubahan hidup Anda dari mengubah sesuatu yang di dalam, seakan-akan secara mental Anda telah lahir kembali dengan format Anda yang baru setiap hari. Kuncinya adalah kepemilikan secara menyeluruh (ownership) dan kontrol. Anda jangan bermimpi menerima hasil fisik yang berbeda jika Anda masih kukuh untuk tetap berdiri pada jalur non-fisik yang sama.

Dengan kepemilikan yang menyeluruh tentang hidup, berarti Anda merasa bertanggung jawab atas semua yang terjadi. Anda adalah penanggung jawab dari sekian juta pilihan jalan hidup yang diberikan oleh Pencipta. Pilihan itulah yang sering ‘disalahartikan’ sebagai takdir, nasib, atau kemutlakan yang Anda yakini. Kembalilah ke masa lalu, pasti akan Anda benarkan bahwa keadaan hidup Anda saat ini adalah hasil dari pilihan yang Anda tentukan sendiri mulai dari pilihan-pilihan kecil, terlepas Anda sengaja memilih atau tidak memilihnya, yang hakikatnya Anda juga telah memilih untuk tidak memilih. Maka jangan main-main dengan pilihan hidup karena ada konsekuensi dalam bentuk tanggung jawab, meskipun pilihan tersebut masih berupa pilihan yang ada di alam pikiran, apalagi berbentuk pilihan negatif. Pilihan ini punya magnet yang lebih besar dibandingkan dengan pilihan positif yang harus Anda perjuangkan ke arah realisasi fisiknya. Sekilas Anda boleh berpikir dunia ini tidak adil, tapi inilah cara dunia untuk mengganjarkan orang yang memperjuangkan pilihan positifnya dengan ‘upah’ yang lebih baik.

Menentukan pilihan untuk menjadi onwer erat kaitannya dengan wilayah kontrol diri. Hal ini karena manusia secara naluri memiliki sifat ‘mudah tergoda’ baik oleh dirinya sendiri atau godaan dari luar. Fungsi kontrol diri adalah membebaskan diri dari ketergodaan yang secara langsung atau tidak langsung, akan merebut kepemilikan itu. Lalu Apa saja yang harus Anda kontrol agar Anda tetap menjadi owner? Nomersatukan kontrol Anda pada wilayah internal mulai dari pikiran, perasaan, keyakinan, sikap, mental, dan tindakan. Inilah yang disebut life alignment--pelurusan jalan hidup. Sudahkah seluruh instansi internal tersebut berfungsi menurut pilihan yang Anda tentuk, lalu berikan kontrol pada wilayah eksternal sebagai bahan koreksi bagi kontrol internal, seperti keharmonisan hubungan, turbulensi, dan pengeluaran yang mendadak. “Siapakah yang menjadi pemilik diri Anda saat ini?.”

Labels:

posted by Agustiyadi @ 9:11:00 AM   0 comments
Manfaat penerapan Pakta Integritas
Oleh : M. Tri Agustiyadi, S.Komp, MM

Akhir-akhir ini kata Pakta Integritas (PI) tiba-tiba menjadi begitu terkenal, semuanya tiba-tiba mengenal kata pakta integritas. Dua suku kata yang bermakna sebagai kontrak moral itu tiba-tiba berubah wujud menjadi sebuah ikon. Banyak alasan mengapa pakta integritas disodorkan. Mungkin sama banyaknya dengan pertanyaan mengapa pakta integritas yang dipilih, bukankah semua fungsi dan jabatan itu sudah ada aturan mainnya? Sudah diatur secara jelas rangkaian sanksi bagi pelanggarnya.

Pengertian dan Asal Usul Pakta Integritas
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan Pakta Integritas? Merujuk pada BPP tersebut di atas, Pakta Integritas adalah Surat Pernyataan yang ditandatangani secara bersama oleh pengguna barang/jasa/panitia pengadaan/pejabat pengadaan/penyedia barang/jasa yang berisi ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN) dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa. Elemen dan karakteristik dari Pakta Integritas adalah adanya proses pengambilan keputusan yang dibuat secara sederhana dan transparan.

Pakta Integritas merupakan sistem ekstra yudicial (diluar hukum) namun masih dalam kerangka hukum yang berlaku, baik peraturan pemerintah maupun UU anti korupsi. Pakta Integritas diberlakukan untuk mencegah terjadinya korupsi di jajaran pemerintahan maupun perusahaan.

Pakta Integritas merupakan salah satu alat (tools) yang dikembangkan Transparency International (TI) pada tahun 90-an. Tujuannya adalah untuk menyediakan sarana bagi Pemerintah, Perusahaan swasta dan masyarakat umum dalam mencegah korupsi, kolusi dan nepotisme, terutama dalam kontrak-kontrak pemerintah (public contracting). Pakta Integritas pada hakekatnya adalah merupakan janji untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai ketentuan yang berlaku. Filosofi dasarnya adalah membuat transaksi bisnis di antara peserta lelang / kontraktor menjadi lebih fair.

Konsep, prinsip dan metode Pakta Integritas telah dikembangkan di berbagai negara dengan penyesuaian dan modifikasi seperlunya. Hasilnya diakui oleh berbagai lembaga dunia seperti Bank Dunia, UNDP, ADB, bahwa Pakta Integritas dapat mempersempit ruang gerak / peluang korupsi dan menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam kontrak-kontrak pemerintah, seperti pengadaan barang dan jasa (public procurement), privatisasi, lelang bagi lisensi maupun konsesi dan sebagainya.

Negara-negara yang telah menerapkan Pakta Integritas adalah Jerman, Inggris, Perancis, Belanda, Ceko, Meksiko, Brazil, Venezuela, Colombia, Korea Selatan, Hongkong, Malaysia, India, Bangladesh, Vietnam, Thailand, Amerika Serikat, Australia dan Indonesia.

Negara-negara yang telah menerapkan Pakta Integritas, rata-rata IPK (Indeks Persepsi Korupsi)-nya membaik. Di Indonesia sendiri, Pakta Integritas dikembangkan sebagai pintu masuk menuju Good Governance di semua sektor publik antara lain Good Government Governance dan Good Corporate Governance.

Kendati belum ada suatu peraturan yang spesifik mengenai penerapan Pakta Integritas di Indonesia, namun konsep dan penerapannya sangat relevan dengan amanat penegakan hukum dan tata kelola sistem kenegaraan yang bersih, berintegritas, adil, akuntabel dan transparan. Prinsip-prinsip ini berasal dari dasar-dasar hukum dalam sistem perundang-undangan negara kita mulai dari konstitusi yang terwujud dalam UUD 1945, Berbagai TAP MPR, Undang-undang, sampai Peraturan Pemerintah.

Manfaat Penerapan Pakta Integritas
Manfaat dari Pakta Integritas, antara lain digunakan sebagai salah satu alat / sarana untuk mencegah terjadinya korupsi, meningkatkan kredibilitas instansi / perusahaan, menghilangkan saling curiga, meningkatkan kinerja, mencegah kebocoran keuangan, dan menciptakan iklim kerja yang sehat dan kondusif. Masalah utama pengadaan barang dan jasa (PBJ) di Indonesia, terletak pada harga yang dinaikkan (mark up), kuitansi ganda, tender bisa diatur, tidak transparan dan akuntabel, etika pegawai rendah (banyak menerima suap) dan pemahaman tentang aturan PBJ belum merata.

Tak dapat dimungkiri, pendekatan pakta integritas sebagai suatu metode untuk meminimalisasi praktek korupsi sekaligus membuka ruang bagi kelompok masyarakat sipil untuk melakukan pengawasan, terutama dalam pengadaan barang / jasa pemerintah (termasuk BUMN), kerap mendapat kritik. Kritik atau lebih tepat dikatakan sebagai kekhawatiran itu terutama diarahkan pada mudahnya pendekatan Pakta Integritas jatuh pada praktek seremonial belaka, jika pihak-pihak yang hendak diajak untuk berkomitmen menerapkan Pakta Integritas tidak dipilih secara selektif.

Semua sudah mafhum bahwa semua pilar kepemerintahan di Indonesia tak luput dari praktek korupsi. Tapi semua juga berkeinginan dan berkepentingan untuk tidak disebut sebagai koruptor. Karena itu, pada titik ini, Pakta Integritas justru bisa berbalik arah untuk sekadar dijadikan sebagai tameng, sekaligus sarana untuk membersihkan citra buruk seseorang yang di mata publik sudah sangat tercemar integritasnya.

Korupsi tidak seluruhnya dapat dipantau, namun dapat dikontrol melalui kombinasi etika perilaku, dan tindakan hukum yang tegas. Pakta Integritas diharapkan dapat menjadi alat controle dengan menekankan azas – azas sebagai berikut :
- Tidak memikirkan diri sendiri
- Integritas yang tinggi
- Obyektifitas
- Akuntabilitas
- Keterbukaan
- Kejujuran
- Kepemimpinan

Penerapan Pakta Integritas di Institusi Publik adalah untuk memastikan bahwa semua kegiatan dan keputusan di insitusi publik dilakukan secara transparan, karena Pakta Integritas dapat digunakan sebagai salah satu dokumen untuk pengawasan. Semua proyek atau pekerjaan yang dilaksanakan, jasa yang diberikan atau yang diterima, serta barang atau material yang dipasok ke institusi oleh pemasok tanpa adanya manfaat atau keuntungan financial tambahan dalam bentuk apapun di luar yang ditetapkan secara hukum. Keputusan – keputusan yang diambil oleh para pejabat tidak dipengaruhi berbagai kepentingan pihak – pihak di luar institusi.

Penandatanganan Pakta Integritas bukan sekedar mengikuti tren dan tanpa maksud. Pakta Integritas diharapkan mampu mempercepat upaya mewujudkan citra birokrasi yang bersih dan baik, sehingga mendapatkan kepercayaan publik setinggi-tingginya. Namun perlu disadari pula bahwa Pakta Integritas hanya merupakan salah satu alat (tool) dalam upaya mewujudkan jalannya pemerintahan maupun perusahaan yang baik dan bersih. Oleh karena itu, ia tidak bisa berjalan sendiri. Penandatanganan pakta integritas harus diikuti dengan pembenahan di seluruh lini, khususnya yang berkaitan dengan masalah tindak pidana korupsi.

Penutup
Bagaimanapun juga Pakta Integritas adalah merupakan janji di atas kertas untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai ketentuan yang berlaku. Janji itu tidak akan bermakna jika tidak disertai dengan niat dan itikad yang sungguh-sungguh untuk melakukan kegiatan pengadaan dengan transparan. Dengan menerapkan penandatanganan Pakta Integritas dalam setiap proses pengadaan barang / jasa diharapkan menjadi salah satu wujud dalam pelaksanaan GCG (Good Corporate Governance. Hal tersebut sejalan dengan harapan terhadap jalannya pemerintahan yang baik dan bersih.

Labels:

posted by Agustiyadi @ 8:35:00 AM   0 comments
Break The Limit !!!
oleh Norman Firman, MM, MBA, CBA

Beberapa hari yang lalu saya berkesempatan memberikan training di Bandung . Karena acara dimulai jam 13.00 maka saya berangkat dari Jakarta pukul 9.30 .. Ketika mulai memasuki tol ke arah Sadang, di belakang saya ada sebuah mobil Lexus berwarna hitam yang melaju dengan kecepatan tinggi. Tetapi yang saya suka walaupun ia melaju dengan
kecepatan tinggi, ia tidak memaksakan kehendak. Jika mobil di depannya tidak mau memberi jalan, maka ia yang mengalah dengan mengambil jalan ke kiri dahulu baru kemudian balik lagi ke jalur kanan.

Supaya tidak ngantuk karena saya menyetir sendirian dan tertarik dengan cara menyetir si mobil hitam ini, iseng-iseng saya membuntuti mobil tersebut dari belakang. Saya ikuti cara ia menyetir, termasuk kecepatannya. Ketika tidak ada mobil lain di tol, kecuali mobil tersebut dan mobil saya, mobil hitam tersebut menambah kecepatannya. Karena sedang membututi, tanpa sadar saya ikut menambah kecepatan mobil saya.

Ketika saya melihat panel kecepatan, menunjukkan angka 160 km/jam. Padahal selama ini, kecepatan tercepat yang pernah saya tempuh adalah 140 km/jam, saya tidak berani melaju diatas itu. Tapi dengan adanya mobil yang saya ikuti, saya bisa tembus rekor kecepatan mobil saya. Sesuatu yang sulit saya lakukan jika tidak ada sparringnya.

Karena saya berhenti di suatu tempat, saya kehilangan mobil hitam tersebut. Ketika saya mulai memacu kendaraan lagi, saya coba untuk berlari 160 km/jam lagi. Saya berhasil mencapai kecepatan tersebut tetapi tidak berani terlalu lama karena belum terbiasa. Ketika kemudian ada mobil lain lagi yang melaju dengan kecepatan tinggi dan saya buntuti, saya bisa masuk lagi ke 160 km/jam dengan durasi yang cukup
lama.

Sama seperti kehidupan ini, seringkali kita merasa sudah maksimal melakukan sesuatu. Kita merasa tidak mungkin lagi melakukan sesuatu yang lebih baik lagi. Namun kalau kita mempunyai sparring partner yang lebih hebat dari kita, entah itu seorang atasan, seorang coach, seorang mentor, role model atau apapun, maka kita bisa terpacu untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi.

Namun jika kita belum matang belajar dari sparring partner kita dan mencoba untuk mandiri, mungkin agak sulit bagi kita untuk terus berada di kondisi sama seperti ketika ada sparring partner. Nantinya jika kita sudah mempunyai pola dan terbiasa, barulah kita mulai bisa mandiri.

Robert Kiyosaki mengatakan bahwa penghasilan seseorang ditentukan 5 orang terdekatnya. Ilustrasi saya mengenai kecepatan mobil bisa menjelaskan pernyataan dari Robert Kiyosaki tersebut. Jika orang-orang di dekat kita hanya biasa-biasa saja, maka sulit bagi kita untuk melakukan sesuatu yang luar biasa. Namun kalau kita biasa tetapi di sekelilingnya luar biasa, maka kita akan terpacu untuk juga menjadi luar biasa.

Apakah ada penjelasannya secara Science? Ternyata ada. Di dalam otak manusia ada sekumpulan sel syaraf yang disebut Mirror Neuron, yang bertugas meniru apa yang dilakukan oleh orang lain. Jika di sekelilingnya orang hebat atau luar biasa, maka Mirror Neuron kita akan meniru mereka sehingga menjadikan kita juga hebat dan luar biasa. Kalau sebaliknya, maka Mirror Neuron-pun juga akan meniru yang sebaliknya.

- Siapa mobil hitam yang akan anda ikuti agar bisa menembus kecepatan
anda selama ini ?
- Siapa orang hebat dan luar biasa yang akan anda ikuti agar bisa
menembus batas yang selama ini membatasi hidup anda ?

Temukan orang tersebut, ikuti dan pelajari bagaimana ia memandang dirinya, bagaimana keyakinan dan nilai-nilai kehidupan yang ia pegang, bagaimana ia membangun kapabilitasnya, bagaimana tingkah lakunya, maka anda akan mendobrak batas yang selama ini membatasi hidup anda !

Step Up, Live Life to the Max and Make Your Dreams Come True !

Labels:

posted by Agustiyadi @ 8:18:00 AM   0 comments
About Me

Name: Agustiyadi
Home: Jakarta, Jakarta, Indonesia
About Me:
See my complete profile
Previous Post
Archives
Links
Powered by

Free Blogger Templates

BLOGGER

© Triagus Blog Template by Isnaini Dot Com