Keluargaku |
Istri : Hudiyanti. Anak-anak : Afifa Nahda Rafanda (07-07-1999), Muhammad Zhafran Aqila (03-06-2002) & Muhammad Zhillan Abiyyu (28-01-2005) |
K-Link |
Bersama K-Link, Anda akan memperoleh : Kesehatan, Uang & Waktu |
|
Agar Merek Jadi Hidup |
Wednesday, September 26, 2007 |
Oleh : Bembi Dwi Indrio M. Analis Bisnis Senior MarkPlus & Co.
Adakah hubungan antara merek dan layanan yang diberikan kepada pelanggan? Tak mudah menjawab pertanyaan ini. Kebanyakan orang menganggap branding hanya berkaitan dengan masalah penamaan produk dan aktivitas promosi. Aktivitas branding pun akhirnya hanya berkisar di kedua hal itu.
Padahal, branding juga menyangkut sejumlah hal lain. Merek harus dicerminkan dalam setiap aspek budaya organisasi perusahaan; terutama ketika terjadi interaksi antarmanusia (antara karyawan dan pelanggan), yaitu dalam hal layanan. Layanan yang diberikan kepada pelanggan harus mampu mendukung dan meningkatkan merek perusahaan atau produk. Dengan menjalankan layanan seperti ini, merek pun akan menjadi hidup.
Argumen inilah yang dikemukakan Janelle Barlow dan Paul Stewart dalam buku mereka Branded Customer Service. Menurut mereka, ekuitas merek dibangun bukan hanya melalui iklan atau aktivitas public relations, tetapi juga melalui layanan yang diberikan.
Karena itu, perusahaan harus melakukan on-brand service, yaitu layanan yang selaras dengan apa yang dijanjikan merek (brand promises). Mereka mengatakan, jika pesan merek yang disampaikan lewat upaya iklan dan promosi lainnya tidak sejalan dengan layanan yang diberikan karyawan, perusahaan ini hanya membuang uang dan mungkin memiliki masalah citra.
Penulis mengilustrasikan hal ini dengan pengalaman pribadi. Janelle Barlow beberapa tahun lalu melihat tayangan iklan di televisi tentang layanan terbaru kantor pos di Amerika Serikat.
Karena sangat terkesan, dua hari kemudian ia mencoba layanan terbaru ini di kantor pos dekat rumahnya. Ternyata, gedung kantor pos itu tidak sebagus dan sebersih seperti yang ditayangkan pada iklan. Begitu pula karyawannya, tidak seramah dan semenarik seperti yang ada pada iklan.
Namun, ia sadar. Setiap iklan tentu dibuat sedikit berlebihan atau paling tidak menampilkan citra terbaik yang dimiliki perusahaan. Dan memang, pesan utama yang disampaikan dalam iklan tersebut bukan kenyamanan kantor pos atau keramahan petugasnya, melainkan murahnya harga layanan itu.
Setelah antre beberapa lama, ia menuju konter dan berkata kepada petugas bahwa ia ingin menggunakan layanan terbaru seperti yang diiklankan di teve. Petugas kantor pos itu menatapnya, kemudian menjawab, "Harganya tidak murah."
Bisa dibayangkan, perusahaan telah menghabiskan banyak uang untuk melakukan positioning produk, tetapi hal ini dengan cepat dan mudah dihancurkan oleh seorang karyawan saja! Ini menunjukkan bahwa kantor pos itu tidak atau kurang mempersiapkan ribuan karyawannya untuk menjalankan on-brand service terhadap pelanggan yang ingin mencoba layanan terbaru tersebut.
Ketika manusia banyak berperan dalam pemberian layanan kepada pelanggan, kita akan lebih sulit menjamin terpenuhinya ekspektasi pelanggan seperti dalam iklan. Inilah tantangan utama bagi perusahaan dengan tingkat kontak layanan pelanggan yang tinggi (misalnya, perusahaan otomotif, telekomunikasi, hospitality, maskapai penerbangan dan perusahaan peranti lunak) atau perusahaan yang produknya diberikan secara eksklusif lewat orang (misalnya, kantor akuntan, rumah sakit, atau kantor pengacara).
Selain menjelaskan pentingnya on-brand service, penulis juga menguraikan empat strategi customer service (CS) yang selama ini biasa dijalankan perusahaan.
Strategi pertama memandang CS sebagai biaya (CS as a cost). Strategi ini menganggap CS tidak diperlukan dan bukan sesuatu yang esensial. Transaksi yang terjadi pun hanya bersifat jangka pendek.
Strategi selanjutnya, CS dipandang sebagai hal yang perlu (CS as a necessity). Di sini, CS dibutuhkan karena pesaing sudah menawarkannya. Namun, perusahaan yang menjalankan strategi ini masih menganggap CS sebagai biaya, bukan investasi pemasaran.
Strategi ketiga memandang CS sebagai keunggulan kompetitif (CS as a competitive advantage). CS dipandang sebagai salah satu strategi mengembangkan bisnis. Karyawan dilatih memperhatikan pelanggan dan manajemen perusahaan peduli terhadap peringkat kepuasan dan loyalitas pelanggan yang didapat melalui survei-survei.
Strategi keempat, yang tertinggi, adalah memandang CS sebagai ekspresi hidup yang penting dari merek (CS as an essential living expression of the brand). CS dipandang sebagai aspek terpenting organisasi. Di sini setiap titik sentuh dengan pelanggan (touch point) mencerminkan merek. Pelanggan akan merasa memiliki hubungan emosional dengan perusahaan. Strategi inilah yang harus diterapkan setiap perusahaan.
Kemudian, pertanyaannya, bagaimana perusahaan bisa menjalankan strategi keempat ini sehingga layanan yang dijalankan adalah on-brand service?
Jawabannya ada di bagian akhir buku ini. Di bagian ini, penulis melengkapi dengan Toolbox yang dapat membantu karyawan memahami masalah merek secara umum, merek produk atau perusahaan Anda secara khusus, dan peranan karyawan dalam memberikan layanan yang sesuai dengan merek tersebut.
Memang, branding merupakan tanggung jawab setiap pihak dalam perusahaan, bukan hanya manajer merek atau manajer produk. Departemen sumber daya manusia perusahaan pun sesungguhnya berperan penting terhadap pembentukan dan pengembangan merek.
Tak pelak, buku ini merupakan terobosan penting dalam dunia bisnis. Ia mampu memberikan perspektif baru terhadap dua hal yang sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan – layanan dan merek – tetapi selama ini dijalankan dengan strategi yang tidak berkaitan satu sama lain. Inilah buku yang patut dibaca jika Anda ingin menjalankan layanan yang selaras dengan apa yang dijanjikan merek Anda (on-brand service).Labels: Artikel |
posted by Agustiyadi @ 11:32:00 AM |
|
|
Kenali 7 Hambatan Menjadi Kreatif |
|
Oleh M. Tri Agustiyadi, S.Komp, MM
Dalam sebuah group diskusi untuk merumuskan kembali nilai-nilai budaya kerja BNI (revitalisasi budaya kerja), peserta yang dibagi dalam 3 kelompok memunculkan nilai profesionalisme sebagai salah satu nilai budaya kerja yang harus dimiliki oleh setiap insan BNI. Salah satu prilaku dari profesionalisme adalah bertindak kreatif. Sadar atau tidak, kita terkadang terbelenggu oleh sikap yang membuat kita tidak dapat menampilkan kreatifitas kita.
Kreatifitas bukan saja milik seniman, kretaifitas bisa dimiliki oleh siapa saja, namun seringkali kita mengahdapi kesulitan untuk menggali potensi yang ada di dalam diri kita, sehingga kita tidak optimal dalam menjalankan tugas sehari-hari. Menjadi kreatif sebenarnya tidaklah sulit, kalau kita mau dan mampu mengenali faktor-faktor penghambat diri kita menjadi kreatif.
Dalam bukunya, Creativity in Business, Carol K Bowman, membeberkan 7 hambatan yang dapat menghambat munculnya kreatifitas diri kita, yang mudah kita kenali. Dengan mengenali 7 hambatan tersebut, diharapkan kita dapat memunculkan kreratifitas, baik dalam mengerjakan tugas-tugas pekerjaan di kantor maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Berikut 7 hambatan tersebut :
Rasa Takut Banyak orang sudah merasa nyaman dalam menyelesaikan pekerjaan dengan memakai cara yang sudah digunakan selama ini, walaupun cara tersebut tidak efektif. Mengapa rasa takut itu selalu muncul. “Saya takut gagal. Kalau saya gagal, saya pasti disalahkan dan dimarahi oleh atasan”, begitulah alasan mengapa orang merasa takut untuk mencoba cara baru. Rasa takut tersebut dapat membelenggu sesorang untuk memunculkan kreatifitasnya. Padahal jika kita telah mempertimbangkan dengan matang dampak dari setiap tindakan yang kita ambil, tentunya kita tidak perlu takut untuk mencoba cara yang baru. Apalagi dampak yang ditimbulkan masih dalam batas yang wajar dan masih dapat ditoleransi, sehingga dapat diantisipasi. Dengan demikian maka inisiatif yang kreatif untuk mendapatkan hasil yang lebih efisien dan efektif, tentunya layak dicoba.
Rasa Puas Mengapa harus mencoba sesuatu yang baru, kalau cara yang selama ini digunakan sudah cukup aman? “Saya sudah sukses, lalu apalagi yang harus saya cemaskan?”, begitulah alasan mengapa orang tidak mau ntuk mencoba cara baru. Ternyata bukan hanya masalah yang menjadi hambatan untuk menjadi kreatif. Kesuksesan, kepandaian dan kenyamanan pun bisa menjadi hambatan. Orang yang sudah puas akan prestasi yang diraihnya, akan menjadikan ia merasa nyaman dengan kondisi yang dijalani sehingga membutakan mereka untuk kreatif mencoba hal yang baru, belajar sesuatu yang baru, ataupun menciptakan sesuatu yang baru. Rasa bangga dan rasa puas menjadikan orang tidak terdorong untuk menciptakan inovasi. Kita jangan sampai lupa bahwa pesaingpun tidak akan tinggal diam. Mereka akan selalu mencari cara menjadi lebih baik dari sebelumnya. Oleh karena itu, kita harus pandai-pandai memotivasi diri untuk terus menjadi lebih baik, tidak terlena oleh prestasi yang telah diraih.
Rutinitas Tinggi “Mencoba cara baru? Aduh, mana sempat? Pekerjaan rutin saja tidak ada habis-habisnya.” Kalimat tersebut sering kita dengar. Rutinitas telah menjadi hambatan untuk memanfaatkan kemampuan kita untuk berpikir kreatif. Ada baiknya kita menyisihkan sedikit waktu khusus untuk memenuhi kehausan kita akan kreatifitas, misalnya dengan membaca satu buku setiap minggu, atau dengan memperluas lingkungan sosial melalui keikutsertaan dalam perkumpulan-perkumpulan di luar pekerjaan. Siapa tahu, kita bertemu dengan orang-orang yang dapan menjadi inspirasi untuk bertindak kreatif sehingga dapat mendukung kesuksesan kita.
Kemalasan Mental Untuk mencoba hal baru berarti kita harus belajar terlebih dahulu. “Sulit, terlalu banyak yang harus dibaca dan dipelajari, biar orang lain saja yang belajar dan kita mengikuti saja. Sekarang saja sudah banyak yang harus dipikirkan, bagaimana sempat memikirkan cara baru yang bukan tugas saya? Biar atasan saja yang memikirkannya”. Pemikiran diatas merupakan beberapa contoh kemalasan mental yang menjadi hambatan untuk berpikir kreatif. Tak heran jika orang yang malas menggunakan kemampuan otaknya untuk berpikir kreatif seringkali tertinggal dalam karir dan prestasi kerja oleh rekannya yang tidak malas mengasah otak guna memikirkan cara baru yang lebih efisien dan efektif.
Hambatan Birokrasi Kebosanan menyampaikan ide, karena ide yang pernah disampaikan tidak memperoleh tanggapan sebelumnya. Kita sering mengeluh karena ide atau usulan tidak ditanggapi. Mungkin karena tanggapan lambat diberikan atau proses pengambilan keputusan yang lama, bisa juga karena proses birokrasi yang berliku-liku. Kondisi ini memang sering mematahkan semangat orang untuk berkreasi atau keinginan orang untuk menyampaikan perbaikan. Bagi atasan, lakukan perbaikan terhadap proses komunikasi yang ada, hilangkan proses birokrasi yang berlebihan. Jangan pelit terhadap pujian, bila memang ide yang disampaikan itu ada sisi baiknya, ucapkan terima kasih atas keberanian orang yang menyampaikan ide ata masukan. Hal ini akan memelihara iklim yang kondusif dalam jangka waktu panjang.
Terpaku Pada Masalah Kegagalan, kesulitan, kekalahan atau kerugian memang menyakitkan. Tetapi bila kita terpaku pada masalah, usaha kita untuk memperbaiki ataupun mengatasi masalah tersebut akan terhenti. Pandanglah masalah sebagai peluang, maka dengan adanya masalah kita akan secara aktif memikirkan peluang-peluang yang dapat kita lakukan untuk memperbaiki kondisi yang ada sekarang. Dengan adanya masalah, kita memiliki peluang untuk melakukan hal yang lebih baik, melakukan hal yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang berbeda. Dengan demikian kita akan terdorong untuk bersikap kreatif agar dapat menemukan cara lain yang lebih baik, lebih cepat dan efektif.
Stereotyping Lingkungan dan budaya di sekitar kita membentuk opini atau pendapat umum terhadap sesuatu (stereotyping). Hal ini bisa juga menjadi penghambat dalam berpikir kreatif. Misalnya saja pada zaman Kartini : masyarakat menganggap bahwa sudah sewajarnyalah jika wanita tinggal di rumah saja, tidak perlu pendidikan tinggi dan hanya bertugas untuk melayani keluarga saja tanpa perlu berkarir di luar rumah. Apa jadinya jika wanita-wanita hebat seperti Kartini, Dewi Sartika, Cut Nyak Dien menerima saja pandangan umum yang berlaku di masyarakat saat itu? Mungkin Indonesia tidak akan pernah menikmati kekayaan pemikiran mereka. Keterlibatan mereka mengenyampingkan steretyping menjadikan wanita memberikan sumbangan pandangan secara profesional terhadap perkembangan bangsa.
Kreatifitas bukanlah satu-satunya yang menunjang kesuksesan. Namun orang yang memiliki dan dapat mengoptimalkan kreatifitas mampu menggeser peranan mereka yang tidak mengembangkan atau memanfaatkan kreatifitas. Untuk itu, kenali hambatan yang menjadikan Anda tidak dapat berpikir kreatif, atas dan ambil tindakan untuk mengasah kembali kreatifitas Anda. Ibarat intan, kreatifitas semakin diasah akan semakin berkilau.Labels: Tulisanku |
posted by Agustiyadi @ 9:06:00 AM |
|
|
Shalawat Bagi Yang Makan Sahur |
Monday, September 10, 2007 |
Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya bershalawat kepada Nabi, Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah dan ucapkan salam kepadanya (QS Al Ahzab 33:56)
Selama bulan Ramadhan kita disunnahkan untuk makan sahur, seperti sabda Nabi Muhammad SAW “Hendaklah kalian makan sahur, karena makanan sahur itu ada barokahnya”. Tetapi banyak diantara kita yang menganggap sahur tidak harus dilaksanakan, dengan alasan malas bangun atau mengantuk. Atau makan malam dan sahur digagung di tengah malam. Akibatnya kita akan cepat lapar dan lemas. Padahal manfaat sahur antara lain untuk mengisi energi yang akan dipakai seharian ketika puasa.
Rasulullah menyuruh untuk mengakhirkan sahur agar dapat bertahan lama. Sebenaranya makan sahur lebih awal itu boleh-boleh saja, tetapi kita akan kehilangan beberapa keutamaan, yaitu tidak mematuhi anjuran Rasulullah dan tidak mengambil kesempatan / peluang emas untuk berdoa disaat sebelum subuh, dimana saat itu adalah saat yang paling mustajab untuk berdoa dan minta ampun, seperti firman Allah SWT ”Dan orang-orang yang beristighfar diwaktu sahur” (QS Ali Imran 3:17).
Dalam Hadits Qudsi sebutkan bahwa Tuhan turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir, yakni di saat makan sahur untuk mengabulkan doa mereka yang meminta, untuk mengampuni dosa mereka yang minta ampun.
Selain akan mendapatkan barokah jika kita makan sahur, seperti sabda Rasulullah diatas, ada hadits yang jarang kita dengar, termuat dalam kitab At-Targhib wat-Tarhib karya Zakiyuddin Abdul Adzim bin Abdul Qowy al Mundziry yang berbunyi ”Sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat untuk orang-orang yang makan sahur”.
Luar biasa sekali kasih sayang Allah kepada hambanya yang beriman, jika selama ini kita yang selalu bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi di bulan Ramadhan Allah dan malaikat bershalawat kepada kita.
Dari segi kesehatan, orang yang bangun sebelum subuh dan melakukan kegiatan, seperti makan sahur dan shalat tahajud akan terhindar dari berbagai macam penyakit dan tubuh menjadi lebih tahan terhadap serangan penyakit serta lebih awet muda. Karena di saat sebelum subuh, suhu tubuh menurun drastis. Jika kita bangun, urat-urat bergerak, darah mengalir lebih cepat dan suhu tubuh menghangat dengan sendirinya. Apalagi jika dilanjutkan dengan mengambil air wudlu, darah akan lebih cepat mengalir menetralisir dinginnya air.
Selamat berpuasa, semoga kita dapat mengambil manfaat dan barokahnya makan sahur serta dapat memanfaatkan kesempatan emas untuk berdoa kepada Allah.
Dari buku Percikan Sains Dalam Al Quran, karya Ir. H. Bambang Pranggono, MBA, IAILabels: Agama |
posted by Agustiyadi @ 4:27:00 PM |
|
|
Tinjauan Al Qur’an Tentang Bank Syariah |
|
Oleh M. Tri Agustiyadi, S.Komp, MM
Bank Syariah, yaitu institusi perbankan yang menggunakan prinsip bagi hasil, belakangan ini cukup bergema setelah ramai diberitakan di media massa bahwa akan ada 6 bank umum (bank konvensional) yang akan berganti baju menjadi bank syariah. Mengapa baru sekarang ? Padahal Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang bank syariah sudah diterbitkan cukup lama, yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 72 tahun 1992, tentang pendirian bank berdasarkan prinsip bagi hasil.
Apa itu bank syariah ? Mungkin hanya segelintir orang saja yang baru mengetahuinya. Bagaimana sebenarnya pola bank syariah itu ? Selama ini pengertian orang tentang bank syariah adalah sebuah bank yang beroperasi tanpa bunga dan pegawainya pakai jilbab. Padahal tidak selalu seperti itu. Semua transaksi yang dilakukan bank syariah harus sejalan dengan nafas dan semangat hukum Islam.
Bagaimana dengan institusi perbankan konvensional yang perhitungan imbal jasanya didasarkan pada suku bunga, yaitu berdasarkan persentase dari sejumlah uang yang dipinjamkan. Penetapan tingkat suku bunga ini ditetapkan terlebih dahulu tanpa berpedoman pada untung rugi kegiatan usaha tersebut. Hal ini dari segi syariat menjadi pertentangan di kalangan para ulama. Sebagian ulama mempersamakan praktik perbankan itu dengan riba, sementara ulama lainnya mentoleransinya dengan syarat-syarat tertentu, antara lain bahwa bank yang menyalurkan kredit haruslah bank pemerintah, karena keuntungan yang diperolehnya pada akhirnya akan kembali juga ke masyarakat.
Dalam tulisan ini tidak akan diuraikan masalah riba lebih jauh, tetapi akan menguraikan kegiatan-kegiatan perbankan yang dlakukan oleh bank syariah yang berhubungan dengan ayat-ayat dalam Al Qur ‘an
I. DASAR-DASAR SYARIAH DALAM MENETAPKAN IMBAL JASA
Dasar-dasar syariah dalam menetapkan imbal jasa dengan mengacu kitab Al Qur ‘an pada a. Surat Luqman ayat 34 yaitu : “Hanya Allah yang mengetahui keberhasilan usaha di masa depan”. b. Surat An-Nisa ayat 29 yaitu : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan jalan yang curang. Kecuali dengan cara perdagangan yang berlaku dengan sukarela diantara kamu”. c. Surat Ali Imran ayat 130 yaitu : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertawakallah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”. d. Surat Al Baqarah ayat 275,276 dan 279.
Dari surat-surat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa praktik bunga pada bank konvensional dapat dianggap menyimpang dari tuntutan syariah Islam. Kunci permasalahan adalah sistem bunga seolah berkonotasi sebagai riba. Sementara itu, kata riba yang dengan istilah bahasa sama dengan “ziyadah” mengandung arti tambahan. Jadi, jika istilah tersebut digunakan dalam kegiatan pinjam meminjam, artinya setiap penambahan terhadap hutang baik kualitas maupun kuantitas adalah riba adalah riba yang diharamkan. Jenis-jenis riba dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu : 1. Riba secara bathil, yaitu mengambil tambahan dari pokok modal tanpa ada imbalan pengganti yang dapat dibenarkan. 2. Hutang yang terjadi karena pinjam meminjam uang, tidak diperbolehkan ada tambahan, kecuali dengan alasan yang pasti dan jelas. Hutang barang yang terjadi karena pembiayaan pengadaan barang yang menjadi hutang harus pasti dan jelas tentang kesatuan jumlah dari harga pokok barang dan kejelasan keuntungan yang disepakatitidak boleh ada lagi tambahan.
Dengan demikian, makna yang tersirat dari pembahasan riba tersebut adalah : 1. Imbalan yang dapat dibenarkan berdasarkan kerja/jasa (al-ajr wal umalah), memberikan jaminan (al-kafalah), menanggung kemungkinan risiko (al-mudharabah). 2. Kriteria dibolehkannya tambahan terhadap hutang disebabkan oleh perlu adanya tambahan itu agar bisa dilaksanakannya akad hutang-piutang, tambahan didimaksud sifatnya harus pasti, nyata dan jelas.
Dengan mengacu pada surat-surat tersebut di atas, kegiatan operasional bank syariah (bagi hasil) sebagai pengelola dana masyarakat (mudharib) bekerja sama dengan pemberi dana / pemilik dana (shahibul mal) didasari dengan bagi hasil, dengan dasar penentuannya adalah nisbah yang telah diperjanjikan sebelumnya.. Kembalian dana mudharib kepada shahibul mal dapat juga disamakan dengan istilah Return on Investment.
II. KEGIATAN BANK SYARIAH DALAM PENGHIMPUNAN DANA MASYARAKAT
Dalam penghimpunan dana masyarakat, dapat diketengahkan dalam dua prinsip yaitu : 1. Prinsip Al-Wahdiah atau Amanat . Dalam Surat An-Nisa ayat 58 : “Sesungguhnya Allah telah menyuruhmu untuk menyampaikan amanat 1) kepada orang yang berhak menerimanya. Dan bila kamu menetapkan hukum antara manusia , maka penetapan hukum hendaknya adil 2) bahwa dengan itu Allah telah memberikan pengajaran sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah maha mendengar dan melihat.” Dari ayat tersebut, ungkapan amanat dapat diartikan sebagai titipan murni atau pihak kepada pihak lain, yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja penyimpan menghendaki. Prinsip Al-Wahdiah ini dapat dibagi 2 yaitu : a. Wahdiah Yad Amanah, artinya penerima simpanan tidak bertanggung jawab atas kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada assets titipan, sepanjang bukan akibat dari kelalaian penerima titipan. Berdasarkan ketentuan tersebut, Bank Syariah dapat membuat produk jasa berupa safe deposit box, dimana pihak bank berhak mengenakan biaya pada penitip sebagai jasa menjaga barang titipan. b. Wahdiah Yad Dhamanah, artinya penerima titipan dapat menggunakan barang titipan untuk menciptakan manfaat. Penerima titipan meminta izin kepada penitip untuk menggunakan harta titipan tersebut dengan ketentuan harus mengembalikan harta tersebut secara utuh kepada penitip disertai dengan pemberian bonus. Dengan demikian, Bank Syariah dapat membuat produk jasa berupa current account (giro) dan saving account (tabungan), misalnya giro wahdiah atau tabungan wahdiah.
2. Prinsip Mudharabah. Dengan mengacu pada Surat Al-Muzzammi sebagian dari ayat 20, yaitu : “dan yang lain lagi, orang-orang yang bepergian di muka bumi mencari karunia Allah, sementara yang lain berperang di jalan Allah”. Bepergian untuk urusan dagang disebut juga Qiradh, yang berasal dari kata Al-Qardhu yang berarti potongan karena pemilik memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memeperoleh sebagian keuangannya. Disebut juga mu’alamalah maksudnya akad antara kedua belah pihak agar pihak yang satu mengeluarkan sejumlah uang kepada pihak yang lain untuk dipergunakan untuk berdagang. Laba dibagi dua sesuai dengan kesepakatan. Dari surat tersebut terkandung makna prinsip mudharabah yang berasal dari kata “Adharbufil Ardhi”. Bank syariah dengan berpijak pada prinsip mudharabah itu dapat menciptakan produk berupa tabungan mudharabah, deposito mudharabah.
III. KEGIATAN BANK SYARIAH DALAM PENYALURAN DANA MASYARAKAT
1. Prinsip Musyarakah, yang berdasarkan kepada : • Surat An-Nisa ayat 21 yaitu : “Jika saudara-saudara itu lebih dari satu orang, maka mereka bersekutu dalam sepertiga itu”. • Surat As-Shaad ayat 24 yaitu : “Dan sesungguhnya kebanyakan mereka berbuat dhalim kepada sebagian lain kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh”.
Dari kedua surat tersebut terkandung makna kerja sama dalam suatu kegiatan antara satu pihak dengan pihak lainnya, atau terdapatnya prinsip musyarakah. Pengertian musyarakah diartikan suatu perkongsian antara dua pihak atau lebih dalam suatu proyek, di mana masing-masing pihak berhak atas segala keuntungan dan bertanggungjawab akan segala kerugian yang terjadi sesuai dengan pernyataan masing-masing. Oleh karena itu, bank syariah dalam kegiatan pembiayaan, melakukan ketentuan : • Pembiayaan dana bank syariah dengan nasabahnya melakukan kerja sama dengan memberikan dana (sumber dana berasal dari kedua belah pihak, yaitu shahibul mal dan mudharib) untuk kegiatan nasabah (mudharib). • Dalam mengelola / menggunakan dana, pihak bank boleh ikut serta dalam manajemen mudharib. • Kerugian ditanggung bersama berdasarkan pada posisi modal masing-masing pihak. • Bank boleh saja minta jaminan.
Kegiatan pembiayaan yang dilakukan oleh bank syariah berdasarkan musyrakah berupa L/C dan joint financial.
2. Prinsip Mudharabah, yang berdasarkan kepada : • Surat Al-Jum’ah ayat 10 yaitu : “Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah S.W.T”. • Surat Al-Baqarah ayat 198 yaitu : “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia dari Tuhanmu” . • Surat Al-Muzammil ayat 20.
Dalam surat-rurat tersebut tersirat, bahwa mudharib sebagai wiraswasta adalah sebagaimana dari orang-orang melakukan (dhaharb) perjalanan untuk mencari karunia-karunia Allah S.W.T. dari keuntungan investasinya. Dari dasar hukum syariah tersebut, makna mudharabah dari sisi kegiatan penyaluran dana dapat diartikan suatu perkongsian antara dua pihak, dimana pihak pertama (shahibul Al-mal) menyediakan dana, dan pihak kedua (mudharib) bertanggungjawab atas pengelolaan usaha. Keuntungan dibagikan sesuai dengan perbandingan laba yang telah disepakati bersama secara Advance. Manakala terjadi kerugian maka shahibul al-mal akan kehilangan sebagian imbalan dari kerja keras dan manajerial skill selama proyek berlangsung. Kegiatan operasional bank syariah dalam pembiayaan dana dengan prinsip Al-mudharabah, dapat melakukan investment account dan project financing.
IV. PEMBIAYAAN DANA BERDASARKAN MODEL JUAL BELI DENGAN PRINSIP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN
Dalam model ini kegiatan operasional bank syariah mengacu kepada beberapa surat dalam Al Qur ‘an, yaitu : 1. Surat An-Nisa ayat 79 : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu makan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan berniaga yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu. 2. Surat Al-Baqarah ayat 275 : “dan Allah S.W.T. telah menghalalkan menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Dari surat-surat tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu kegiatan ekoomi Islam dapat dilakukan dengan jalan jual beli, yaitu proses pemindahan hak milik barang atau asset dengan menggunakan uang sebagai medianya.
V. PENUTUP
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan bank syariah tidak bertentangan dengan nafas Islam yang berlandaskan kitab suci Al Qur’an, bahkan dapat dikatakan selaras atau sejalan dengan syariat Islam. Hal ini akan memberikan tambahan wawasan bagi masyarakat untuk menentukan pilihan dalam menggunakan jasa perbankan di Indonesia. Nah bagaimana dengan bank konvensional yang menggunakan prinsip bunga, dimana secara syariat masih menjadi pertentangan di kalangan ulama ?.Labels: Tulisanku |
posted by Agustiyadi @ 3:56:00 PM |
|
|
Membangun Budaya Pelayanan |
|
Oleh : M. Tri Agustiyadi, S.Komp, MM
Dengan makin maraknya persaingan di dunia perbankan, menyebabkan berbagai strategi telah dilakukan oleh pihak bank dalam rangka menarik minat masyarakat untuk menjadikan nasabahnya. Persaingan perbankan pada beberapa tahun yang lalu, hanya berkisar pada strategi penawaran berbagai variasi produk bank, seperti tabungan dan deposito berjangka dengan suku bunga yang menarik serta fasilitas-fasilitas lainnya. Setelah masalah produk, persaingan semakin meningkat dengan adanya undian berhadiah atau pemberian hadiah-hadiah langsung kepada nasabah. Hal ini menunjukkan bahwa dunia perbankan sangat kompetitif dalam menarik minat masyarakat dan mempertahankan atau meningkatkan hubungan bisnis dengan para nasabahnya.
Kini, sebagian besar nasabah tidak lagi tertarik dengan bank-bank yang menawarkan berbagai macam hadiah, yang menjadi pilihan mereka adalah bank yang aman dan sehat. Tetapi apakah hanya aspek aman dan sehat saja yang menjadi pertimbangan utama mereka dalam memilih bank?
Memang citra bank yang aman dan sehat menjadi prioritas nasabah dalam memilih bank, tetapi selain itu ada prioritas lain yang tidak kalah penting, yaitu kualitas pelayanan (Quality of Service). Untuk itu bank dituntut untuk bekerja efektif dan efisien agar dapat memberikan kualitas pelayanan yang baik kepada nasabahnya. Dapat dikatakan, pelayanan merupakan kemasan jasa, sedangkan kualitas pelayanan merupakan pembentukan citra (image building). Untuk itu, media promosi paling bagus untuk menarik orang-orang datang ke bank komersial ialah pelayanan kepada para nasabah. Tingkat pelayanan bank dapat memicu budaya jual agar pemasaran bank dapat lebih berhasil.
Agar bank komersial bisa meraih sukses, budaya pelayanan yang berkualitas harus dibangun dan ditingkatkan di semua level serta dijadikan citra dan reputasi bank yang bersangkutan. William C. Sarsfield, seorang pengajar di Golden Gate University (1999), menyebutkan bahwa kualitas pelayanan merupakan salah satu dari enam indikator penting (bahan baku) bagi terbentuknya sebuah bank komersial yang sukses. Enam indikator yang dimaksud William, yaitu empathy, customer focus, product pull, quality, management control, dan rewards atau ingredients of a successful commercial bank.
Membangun sebuah budaya pelayanan merupakan tantangan tersendiri yang harus dihadapi bank. Memang, tak mudah mengubah budaya pelayanan yang telah melembaga pada sebuah organisasi atau perusahaan besar. Sekalipun dengan menyewa seorang chief executive officer (CEO) baru. Pada level pekerja, misalnya, meskipun gaji telah dinaikkan, ini bukan berarti, corporate culture ikut berubah dengan sendirinya. Karena itu, terminologi seperti service excellence, quality service, dan service culture harus selalu jadi pegangan kalangan bisnis perbankan. Hal ini tidak bisa dihindari oleh seluruh jajaran pekerja organisasi bank besar. Bahkan, top management sekalipun.
Membangun dan meningkatkan budaya pelayanan yang baik, terutama pada organisasi bank besar, tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Kualitas pelayanan sangat penting dan harus terus ditingkatkan karena sangat identik dengan keberadaan lembaga atau organisasi yang bersangkutan. Pelayanan bank yang buruk, misalnya, akan memperburuk pula citra bank yang bersangkutan di mata nasabahnya. Sebaliknya, pelayanan yang baik akan mempercantik citra dan reputasi bank tersebut di kalangan nasabahnya. Karena itu, dapat dikatakan, pelayanan merupakan bagian terdepan (front end) dari suatu kegiatan penjualan (selling). Pelayanan pula yang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya pendapatan bank tersebut.
Bagaimana budaya pelayanan (service culture) terhadap nasabah, terutama di industri perbankan dapat dibangun? Menurut Adriansah (2003), budaya adalah nilai-nilai atau norma-norma yang dianut suatu kelompok. Karena merupakan nilai, sebagai perusahaan yang kegiatan utamanya di bidang jasa, bank seharusnya memperhatikan dan terus mempertahankan kualitas pelayanan agar citranya terus membaik di mata pelanggan. Bank seyogianya mengetahui keinginan dan kebutuhan para nasabahnya.
Kepuasan nasabah akan terwujud karena kualitas pelayanan yang baik. Menurut Brown et al (1991), kualitas pelayanan (service quality) adalah suatu konsep yang terintegrasi di antara semua aktivitas dan proses yang menggantikan pekerjaan rutin. Pekerjaan rutin yang dimaksud bersifat administrasi yang sering kali kaku dan kurang dinamis.
Sementara, menurut Edvardsson, Thomasson, dan Ovretveit (1994), seharusnya kualitas pelayanan adalah pemenuhan ekspektasi dan kebutuhan nasabah, staf, dan pemilik. Kualitas layanan yang baik akan tercipta manakala nasabah, staf, dan pemilik sudah merasa puas. Hal yang disebutkan terakhir ini merupakan indikator bahwa kegiatan internal marketing telah berjalan dengan baik.
Pendekatan Manajemen Prinsip pendekatan manajemen diharapkan dapat menjadi media untuk : 1. Mengetahui kebutuhan dan kemauan para karyawan. 2. Memotivasi karyawan. 3. Menawarkan insentif yang berguna kepada para karyawan. 4. Meningkatkan etos kerja positif. 5. Melatih karyawan memahami kekuatan produk-produk internal bank agar lebih familiar (terbiasa), sehingga mereka dapat mempromosikannya dengan baik kepada pelanggan. 6. Membantu karyawan agar memiliki budaya pelayanan dengan pelbagai pengalaman yang mendalam (memorable event), sehingga bank dapat menjanjikan pelayanan terbaiknya kepada nasabahnya.
Hakikatnya, prinsip pendekatan manajemen adalah seni yang digunakan untuk menggugah kepedulian dan kepercayaan seluruh karyawan bank, di samping membuat karyawan selalu berantusias terhadap setiap ide, gagasan baru, serta segala inisiatif. Sulit diharapkan bahwa karyawan -termasuk frontliner- akan memberikan pelayanan yang baik terhadap nasabah bila pimpinannya sendiri tidak memberikan rasa nyaman kepada karyawannya. Pemberdayaan karyawan sebaiknya dilakukan pada beberapa aspek, antara lain, kejujuran (honesty), kepedulian (care), rasa hormat (respect), kesamaan (equality), kerja-sama (teamwork), pengakuan (recoqnition), dan kepercayaan (trust). Agar proses peningkatan budaya pelayanan pada internal perusahaan dapat terwujud, solusi pendekatan seyogianya didasarkan pada sistem yang memiliki arti dari aspek-aspek di atas. Dilandasi dengan komitmen manajemen dan pemilik bank untuk selalu berkomunikasi interaktif, berpikiran positif, dan mengembangkan teamwork, niscaya dapat diketahui bahwa karyawan telah mendapat kemampuan, kepercayaan, pengakuan, kesamaan bertindak, dan kebanggaan akan corporate brand serta product brand.
Proses peningkatan budaya pelayanan dan budaya jual pun lebih cepat terwujud. Manajemen bank dapat menjual ide, gagasan, dan inovasi kepada seluruh karyawannya atas corporate brand image, sehingga budaya pelayanan dan budaya jual yang telah terbentuk selalu mengalir dan menjadi pedoman bekerja setiap karyawan. Harus diakui, proses pemahaman budaya pelayanan di lingkungan internal bank merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kegiatan pemasaran (internal marketing). Untuk mendapatkan nasabah yang setia, sudah saatnya jika bank-bank membenahi loyalitas karyawannya terlebih dahulu. Apa pun bentuknya. Mungkin, bank nantinya tidak hanya menekankan pada pelayanan prima (service excellence), tetapi juga yang dapat memberikan pengalaman tersendiri di mata para nasabah.Labels: Tulisanku |
posted by Agustiyadi @ 3:20:00 PM |
|
|
Apakah Budaya Kerja Itu? |
Thursday, September 6, 2007 |
Oleh : M. Tri Agustiyadi, S. Komp, MM
Budaya adalah satu set nilai, penuntun, kepercayaan, pengertian, norma, falsafah, etika, dan cara berpikir. Budaya yang ada di suatu lingkungan, sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan pribadi yang berada di dalam lingkungan tersebut.
Setiap lingkungan tempat tinggal memiliki budaya yang dibuat oleh nenek moyang dan diturunkan secara turun temurun dari generasi ke generasi untuk dianut dan dilestarikan bersama. Perusahaan adalah sebuah lembaga yang terdiri dari banyak karyawan yang merupakan individu yang berasal dari latar belakang yang berbeda, yaitu lingkungan, agama, pendidikan, dan lain-lain. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa perusahaan terdiri dari individu dengan kultur bawaan yang berbeda-beda.
Pertanyaannya sekarang adalah, mampukah mereka yang beragam tadi bersama mencapai satu tujuan perusahaan dengan cara saling memahami, membantu, dan mengerti satu sama lain? Dengan cara yang tepat, jawabannya pasti bisa.
Perusahaan seperti juga halnya lingkungan tempat tinggal pasti memiliki budaya yang dirumuskan oleh para pendiri dan top management perusahaan dan dianut oleh setiap komponen perusahaan. Untuk mencapai maksud dan tujuan yang menjadi obsesi dalam visi perusahaan, maka disusunlah budaya kerja perusahaan sebagai pedoman perilaku bagi jajaran manajemen dan staff.
Budaya kerja perusahaan dapat didefinisikan sebagai ”Nilai-nilai pokok yang menjadi inti dari falsafah bekerja dalam organisasi, yang membimbing seluruh karyawan dalam bekerja, sehingga perusahaan akan mencapai sukses dalam usahanya”. Kalau dalam definisi yang lebih sederhana adalah ”Begitulah cara kami bekerja di sini”. Sehingga sejak hari pertama karyawan baru masuk untuk bekerja, nilai-nilai yang membentuk falsafah organisasi seharusnya sudah menjadi “makanan” sehari-hari.
Keahlian, kreativitas, kecerdasan maupun motivasi yang tinggi dari karyawan memang merupakan unsur kredibilitas yang harus dimiliki oleh karyawan agar perusahaan dapat mencapai sukses. Namun unsur-unsur tadi menjadi belum maksimal manfaatnya bila setiap karyawan belum memiliki satu budaya yang sama. Satu budaya yang sama maksudnya adalah sebuah pola pikir yang membuat mereka memiliki persepsi yang sama tentang nilai, dan kepercayaan yang dapat membantu mereka untuk memahami tentang bagaimana seharusnya berperilaku kerja pada perusahaan dimana mereka bekerja sekarang.
Budaya kerja perusahaan dapat membantu perusahaan mencapai sukses. Untuk dapat memanfaatkan budaya kerja perusahaan dengan maksimal, maka perusahaan perlu menanamkan nilai-nilai yang sama pada setiap karyawannya. Kebersamaan dalam menganut budaya atau nilai-nilai yang sama menciptakan rasa kesatuan dan percaya dari masing-masing karyawan. Bila hal ini telah terjadi, maka akan tercipta lingkungan kerja yang baik dan sehat. Lingkungan seperti ini dapat membangun kreativitas dan komitmen yang tinggi dari para karyawan sehingga pada akhirnya mereka mampu mengakomodasi perubahan dalam perusahaan ke arah yang positif.
Pada umumnya perusahaan-perusahaan dunia yang sukses adalah perusahaan yang memiliki budaya kerja yang kuat. Terlepas dari nilai-nilai positif dan luhur yang terkandung dalam budaya yang berlaku, maksud budaya kerja yang kuat adalah seluruh komponen perusahaan mengamalkan nilai atau norma yang telah ditetapkan bersama sebagai sebuah budaya dengan komitmen yang tinggi, tanpa terkecuali.
Namun ketiadaan kata atau kalimat yang menegaskan mengenai budaya yang dianut perusahaan, menyulitkan para karyawan memahami budaya kerja perusahaan. Untuk itu perlu adanya sebuah pernyataan yang merupakan manifestasi dari budaya kerja perusahaan yang mengungkapkan secara garis besar dalam pengertian spesifik mengenai tujuan perusahaan, dan cara-cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Pengungkapan budaya kerja perusahaan ke dalam sebuah pernyataan dapat dilakukan melalui perumusan pernyataan dan selaras dengan visi dan misi perusahaan. Hanya dengan kalimat singkat, pernyataan visi dan misi dapat menyiratkan nilai, etika, prinsip, tujuan, dan strategi perusahaan. Menuliskan pernyataan visi dan misi perusahaan adalah cara yang paling efektif untuk memastikan bahwa semua karyawan dapat memahami budaya kerja perusahaan dan mengimplementasikannya ke dalam usaha-usaha pencapaian tujuan perusahaan.
Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh pakar Harvard Business School, yaitu Prof. DR. John Kottler dan Prof. DR. Janes Heskett, ternyata terdapat korelasi positif di antara penerapan budaya kerja perusahaan dengan prestasi bisnis yang dicapai oleh perusahaan dalam jangka waktu yang cukup panjang.
Hal ini menunjukkan bahwa budaya kerja perusahaan memiliki peranan penting dalam membangun prestasi dan produktivitas kerja para karyawan sehingga mengarahkan perusahaan kepada keberhasilan.
Ada empat hal yang harus kita camkan mengenai budaya kerja perusahaan, yaitu : 1. Sadar atau tidak mengenai keberadaanya, semua organisasi memiliki budaya kerja perusahaan yang unik, namun berada di bawah kulit organisasi. 2. Sengaja atau tidak, budaya kerja perusahaan itu diciptakan dan dibentuk dari lima unsur, yaitu suasana industri atau bisnisnya sendiri’ nilai-nilai yang dipelihara’ pahlawan-pahlawan yang diteladani; upacara-upacara; dan jaringan komunikasi dalam perusahaan. 3. Kuat atau lemahnya budaya kerja perusahaan itu tergantung pada pemeliharaannya. 4. Karena dampaknya luas, budaya kerja perusahaan sangat menentukan apakah sebuah perusahaan dapat meraih sukses pada jangka panjang atau tidak.
Budaya dan Strategi Perusahaan
Budaya kerja perusahaan merupakan suatu kekuatan tidak terlihat yang mempengaruhi, baik pemikiran, pembicaraan, maupun tindakan dari manusia yang bekerja dalam organisasi. Oleh karena itu budaya kerja perusahaan dan strategi perusahaan dapat digambarkan sebagai saudara kembar.
Semakin mirip semakin baik. Mengapa? Karena strategi perusahaan adalah cara yang dipilih oleh perusahaan untuk membedakan produk dan jasanya dari saingannya, sehingga konsumen selalu memilihnya.
Strategi perusahaan hanyalah sebuah rencana, beberapa kalimat dan angka di atas kertas, lalu budaya kerja perusahaan mewujudkannya dalam pekerjaan karyawan sehari-hari. Apakah karyawan akan berusaha sekuatnya untuk menyelesaikan pekerjaan mereka dalam jumlah dan mutu yang selalu menuju pada titik kesempurnaan atau tidak, sangat dipengaruhi oleh pengamatan atau persepsi mereka tentang pekerjaan itu sendiri maupun tempat mereka bekerja.
Budaya kerja perusahaan yang akan mempengaruhi persepsi itu. Maka sebenarnya budaya kerja perusahaanlah yang mempengaruhi sikap dan tindakan mereka.
Budaya kerja perusahaan Merupakan Kunci Dari Strategi Jitu
Organisasi suatu perusahaan terdiri dari Struktur, Kebijakan dan Budaya kerja perusahaan. Pada Struktur dan Kebijakan adalah bagian yang cenderung lebih mudah dirubah seiring dengan perkembangan lingkungan usaha yang cepat berubah. Berbeda dengan Budaya kerja perusahaan yang ternyata sangatlah sulit untuk berubah.
Memasuki perusahaan apa saja hal pertama yang kita hadapi, adalah budaya kerja perusahaan antara lain cara orang berpakaian, bagaimana mereka berbicara satu sama lain dan juga bagaimana kantor diatur. Namun ada pula sebagian perusahaan yang tidak pernah memikirkan tentang suatu budaya kerja perusahaan ternyata memiliki budaya kerja perusahaan yang kuat. Microsoft adalah contoh dalam hal ini.
MICROSOFT : “Jika perusahaan ini adalah mobil, ia tidak mempunyai spion belakang”, kata Mike Muray, Direktur SDM dan Administrasi Microsoft. Memandang dan merenungkan apa yang telah dicapai dimasa lampau bukanlah budaya Microsoft, melainkan sikap memandang kedepan dan jiwa wirausaha. Tampaknya merupakan hal yang ironis bahwa tidak ada usaha sadar untuk membentuk budaya ini. Dengan kebanyakan karyawan yang berumur 30-an, terdapat pengaruh generasi pada budaya kerja perusahaan. Oleh sebab itu Microsof menyerupai kampus tempat karyawan berpakaian sesuka mereka, saling menyapa dengan nama panggilan, dan merasa bebas untuk mengutarakan pikiran mereka. Setiap orang bekerja sangat giat untuk menghasilkan produk baru dan setiap karyawan dievaluasi setiap enam bulan untuk menentukan kenaikan gaji dan bonus. Tidak ada perusahaan lain yang memiliki staf jutawan dan miliader sebanyak Microsoft.
Apa yang terjadi saat perusahaan bertambah besar dan perlu menciptakan struktur yang lebih ketat?. Apa yang akan terjadi bila suatu perusahaan dengan budaya wirausaha bergabung dengan perusahaan yang berbudaya lebih birokratis dan hirarkis?. Dua perusahaan komputer raksasa pernah mengalami hal tersebut baru-baru ini :
IBM, APPLE DAN TALIGENT : IBM dan APPLE Computer mengalami kejutan budaya kerja perusahaan saat keduanya bergabung untuk mendirikan TALIGNET, perusahaan perangkat lunak yang bertujuan mengembangkan suatu system operasi untuk bersaing dengan MICROSOFT dan NEXT. Joe Gugliement Pemimpin eksekutif TALIGENT yang merupakan veteran suatu perusahaan yang sangat hirarkis. Rencana-rencana dikonsolidasikan keatas dan kemudian diturnkan kembali sebagai satu strategi global. APPLE adalah suatu kelompok individu otonom yang melakukan hal yang hebat dengan teknologi yang canggih. Sedang keputusan dibuat pada tingkat yang sangat rendah setiap saat.
Dalam situasi seperti ini, terlihat jelas bahwa Budaya kerja perusahaan dan Strategi saling mempengaruhi.Labels: Tulisanku |
posted by Agustiyadi @ 2:54:00 PM |
|
|
Mencermati Risiko Internet Banking |
Wednesday, September 5, 2007 |
Oleh : M. Tri Agustiyadi, S.Komp, MM
Tuntutan Pasar Akhir-akhir ini, kalangan perbankan tidak lagi berharap pada ceruk pasar (pangsa pasar) yang ada, tapi mulai menyadari bahwa masyarakat / nasabah adalah individu yang harus di-service / dilayani. Dengan cara pandang itu, maka perbankan akan berlomba-lomba memberikan jasa pelayanan terbaik kepada siapa pun, baik nasabah maupun bukan nasabah, untuk mendapatkan fee based income berupa imbalan pembayaran dari nasabah. Sarana berupa layanan e-banking rupanya menjadi pilihan perbankan untuk memperoleh fee based income dimaksud. Tak heran jika bank-bank kian gencar menawarkan fasilitas ini kepada para nasabahnya.
Kemajuan teknologi telah menggiring industri perbankan ke babak baru dalam hal memberikan jasa pelayanan yang sebaik mungkin diantara para pesaingnya. Infrastruktur teknologi informasi (TI) yang dibangun bank-bank tak lagi sekadar untuk menghubungkan kantor pusat dengan kantor cabang yang merupakan saluran distribusi (delivery channel) konvensional. Sebab, saluran distribusi telah ber-evolusi ke arah electronic delivery channel yang memungkinkan pihak nasabah bisa bertransaksi dengan aman dan nyaman tanpa harus datang ke kantor cabang suatu bank. Tuntutan pasar akan kemudahan dan keamanan memacu bank-bank berlomba-lomba menyediakan fasilitas electronic banking (e-banking) bagi para nasabahnya. Automatic teller machine (ATM) hanyalah salah satu produk e-banking yang kehadirannya disambut positif para nasabah. Tapi, ATM yang awalnya digunakan untuk mengurangi antrean di teller, justru acap kali dipadati deretan panjang para nasabah bank. Padahal, nasabah selalu merasa tak nyaman bila berdiri dalam antrean yang panjang, baik di depan teller maupun di depan ATM.
Dinamika teknologi tak henti-hentinya memberikan solusi. Dengan kecanggihan teknologi komunikasi, bank seolah bisa menghadirkan ATM maupun internet ke hadapan nasabah. Layanan populer, yang disebut m-banking (mobile banking), hadir menjadi alternatif pelayanan yang memudahkan nasabah. Dengan layanan ini, nasabah tidak perlu repot-repot datang ke teller atau antre di depan ATM. Cukup dengan ponsel atau duduk di depan komputer, maka transaksi perbankan bisa dilakukan kapan pun dan di mana pun.
Tuntutan kemudahan dari nasabah bank makin terjawab melalui layanan e-banking yang semakin handal, seperti fasilitas e-banking yang sebagian besar lewat ATM, electronic data capture (EDC), m-banking, internet banking, dan call center. Layanan e-banking makin mendapat tempat di hati nasabah. Maklum, banyak orang makin mobile dan mereka bukan sekadar memuja gaya hidup modern, melainkan juga memang membutuhkan pelayanan virtual (sebenarnya) yang praktis dan mudah.
Boleh jadi, keandalan e-banking suatu bank bisa meningkatkan loyalitas nasabah penggunanya. Survei yang dilakukan oleh Biro Riset InfoBank (birI) dan Marketing Research Indonesia (MRI) membuktikan bahwa layanan e-banking kian menjadi faktor penting dalam menentukan tingkat kepuasan nasabah.
Layanan e-banking merupakan sarana yang menarik dan menguntungkan bagi bank., karena layanan e-banking cukup efektif untuk menghimpun dana nasabah. Patut diketahui bahwa diantara 55% uang yang beredar ternyata masih ada yang disimpan dalam genggaman nasabah atau istilah kunonya masih disimpan di bawah bantal oleh nasabah. Karena itu, kalangan perbankan gencar menyerap dana murah tersebut, termasuk dalam bentuk deposito. Mereka begitu semangat menyediakan layanan ATM, mobile banking, internet banking, dan call center. Tujuannya tiada lain untuk memanjakan nasabah.
Memang banyak keuntungan yang bisa didapat nasabah dengan layanan yang diberikan bank-bank itu. Dengan adanya fasilitas tersebut, biaya yang harus dikeluarkan nasabah untuk bertransaksi menjadi lebih murah bila dibandingkan jika nasabah datang ke kantor cabang, antara lain bisa menghemat waktu, tidak lelah karena jalanan yang macet dan sebagainya.
Biaya transaksi melalui fasilitas e-banking itu berkisar antara Rp. 3 ribu-Rp. 5 ribu per transaksi. Sementara itu, jika datang langsung ke kantor cabang bisa mencapai Rp. 15 ribu per transaksi. Hal ini membuktikan bahwa pengadaan fasilitas layanan ini memang memberi keuntungan yang tidak sedikit bagi bank, yaitu selain mendatangkan fee based income bagi bank, fasilitas ini juga bisa menghemat biaya operasional.
Harus diakui, bahwa kemajuan teknologi memang membuat semua hal menjadi serba cepat dan mudah, apalagi untuk transaksi perbankan. Tinggal klik, kita sudah bisa melakukan transaksi perbankan. Mau transfer uang tinggal klik; mau bayar tagihan tinggal klik; mau beli pulsa telepon genggam (handphone) tinggal klik. Dengan adanya internet banking, kita tidak perlu antre di automatic teller machine (ATM). Cukup melalui komputer yang terhubung dengan internet, kita bisa bertransaksi. Dari waktu ke waktu, makin banyak bank yang menyediakan layanan atau jasa internet banking.
Supaya tetap mampu bersaing, pihak bank memang harus selalu mengantisipasi dan mengeksploitasi kemajuan teknologi. Jika gagal menjawab tantangan era internet, maka bank tentu akan memiliki masa depan yang suram. Jadi, perbankan membutuhkan suatu kepastian. Kerangka kerjanya harus terus ber-evolusi mengikuti perkembangan teknologi terkini. Selain ber-evolusi, bank juga harus terus berinovasi sejalan dengan perkembangan teknologi itu sendiri. Layanan internet banking adalah merupakan wujud dari responsifnya suatu bank dalam menghadapi peluang dan tantangan serta persaingan dalam era internet saat ini.
Dari sudut pandang suatu bank, penggunaan internet banking sangat berpotensi mengefisiensi biaya sekaligus meningkatkan pendapatan melalui sistem penjualan yang jauh lebih efektif daripada mempertahankan transaksi bank secara konvensional. Secara umum, dalam penyediaan layanan internet banking, bank memberikan informasi mengenai produk dan jasanya via portal di internet, memberikan akses kepada para nasabah untuk bertransaksi dan meng-update data pribadinya.
Persyaratan Aspek Keamanan Aspek keamanan yang harus dijaga dari Internet Banking adalah: Confidentiality: dimana data-data harus diamankan dari penyadapan Integrity: data tidak boleh diubah tanpa ijin dari yang berhak Authentication: untuk meyakinkan identitas nasabah dan identitas dari situs web Non-repudiation: bahwa nasabah tidak dapat menyangkal telah melakukan transaksi Availability: terkait dengan ketersediaan layanan, termasuk up-time dari situs web Aspek-aspek di atas harus dapat diberikan dalam implementasi Internet Banking.
Berikut ini sedikit penjabaran dari aspek-aspek di atas. 1. Confidentiality Aspek confidentiality memberi jaminan bahwa data-data tidak dapat disadap oleh pihak-pihak yang tidak berwenang. Serangan terhadap aspek ini adalah penyadapan nama account dan PIN dari pengguna Internet Banking. Penyadapan dapat dilakukan pada sisi terminal (komputer) yang digunakan oleh nasabah atau pada jaringan (network) yang mengantarkan data dari sisi nasabah ke penyedia jasa Internet Banking. Penyadapan di sisi komputer dapat dilakukan dengan memasang program keylogger yang dapat mencatat kunci yang diketikkan oleh pengguna. Penggunaan keylogger ini tidak terpengaruh oleh pengamanan di sisi jaringan karena apa yang diketikkan oleh nasabah (sebelum terenkripsi) tercatat dalam sebuah berkas.
Pengamanan di sisi komputer yang digunakan nasabah sedikit lebih kompleks. Hal ini disebabkan banyaknya kombinasi dari lingkungan nasabah. Jika nasabah mengakses Internet Banking dari tempat yang dia tidak kenal atau yang meragukan integritasnya seperti misalnya warnet yang tidak jelas, maka kemungkinan penyadapan di sisi terminal dapat terjadi. Untuk itu perlu disosialisasikan untuk memperhatikan tempat dimana nasabah mengakses Internet Banking. Penggunaan key yang berubah-ubah pada setiap sesi transaksi (misalnya dengan menggunakan token generator) dapat menolong. Namun hal ini sering menimbulkan ketidaknyamanan.
Sisi back-end dari bank sendiri harus diamankan dengan menggunakan Virtual Private Network (VPN) antara kantor pusat dan kantor cabang. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya fraud yang dilakukan dari dalam (internal).
2. Integrity Aspek integrity menjamin integritas data, dimana data tidak boleh berubah atau diubah oleh pihak-pihak yang tidak berwenang. Salah satu cara untuk memproteksi hal ini adalah dengan menggunakan checksum, signature, atau certificate. Mekanisme signature akan dapat mendeteksi adanya perubahan terhadap data. Selain pendeteksian (dengan menggunakan checksum, misalnya) pengamanan lain yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan mekanisme logging (pencatatan) yang ekstensif sehingga jika terjadi masalah dapat dilakukan proses mundur (rollback).
3. Authentication Authentication digunakan untuk meyakinkan orang yang mengakses servis dan juga server (web) yang memberikan servis. Mekanisme yang umum digunakan untuk melakukan authentication di sisi pengguna biasanya terkait dengan : • Sesuatu yang dimiliki (misalnya kartu ATM, chipcard) • Sesuatu yang diketahui (misalnya userid, password, PIN, TIN) • Sesuatu yang menjadi bagian dari kita (misalnya sidik jari, iris mata) Salah satu kesulitan melakukan authentication adalah biasanya kita hanya menggunakan userid/account number dan password/PIN. Keduanya hanya mencakup satu hal saja (yang diketahui) dan mudah disadap. Pembahasan cara pengamanan hal ini ada pada bagian lain.
Sementara itu mekanisme untuk menunjukkan keaslian server (situs) adalah dengan digital certificate. Sering kali hal ini terlupakan dan sudah terjadi kasus di Indonesia dengan situs palsu “kilkbca.com”. Situs palsu akan memiliki sertifikat yang berbeda dengan situs Internet Banking yang asli.
4. Non-repudiation Aspek nonrepudiation menjamin bahwa jika nasabah melakukan transaksi maka dia tidak dapat menolak telah melakukan transaksi. Hal ini dilakukan dengan menggunakan digital signature yang diberikan oleh kripto kunci publik (public key cryptosystem). Mekanisme konfirmasi (misal melalui telepon) juga merupakan salah satu cara untuk mengurangi kasus.
Penggunaan logging yang ekstensif juga dapat mendeteksi adanya masalah. Seringkali logging tidak dilakukan secara ekstensif sehingga menyulitkan pelacakan jika terjadi masalah. (Akses dari nomor IP berapa? Terminal yang mana? Jam berapa? Apa saja yang dilakukan?)
5. Availability Aspek availability difokuskan kepada ketersediaan layanan. Jika sebuah bank menggelar layanan Internet Banking dan kemudian tidak dapat menyediakan layanan tersebut ketika dibutuhkan oleh nasabah, maka nasabah akan mempertanyakan keandalannya dan meninggalkan layanan tersebut. Bahkan dapat dimungkinkan nasabah akan pindah ke bank yang dapat memberikan layanan lebih baik. Serangan terhadap availability dikenal dengan istilah Denial of Service (DoS) attack. Sayangnya serangan seperti ini mudah dilakukan di Internet dikarenakan teknologi yang ada saat ini masih menggunakan IP (Internet Protocol) versi 4.
Mekanisme pengamanan untuk menjaga ketersediaan layanan antara lain menggunakan backup sites, DoS filter, Intrusion Detection System (IDS), network monitoring, Disaster Recovery Plan (DRP), Business Process Resumption. Istilah - istilah ini memang sering membingungkan (dan menakutkan). Mereka adalah teknik dan mekanisme untuk meningkatkan keandalan.
Cermati Risiko Yang Dihadapi Tingginya kecepatan perkembangan teknologi secara dramatis akan makin mengerek tingkat dan besaran risiko-risiko yang dihadapi bank. Sayang, kebanyakan bank berasumsi bahwa internet banking hanya akan meningkatkan risiko keamanan informasi (information security risk). Bank-bank tidak secara khusus berfokus pada pengaruhnya terhadap risiko-risiko lain yang sebetulnya juga mengancam. Padahal, sedikit saja bank lengah, akibatnya bisa fatal.
Walaupun bank dalam menawarkan layanan internet banking selalu berpromosi tidak menimbulkan tipe risiko-risiko yang baru, namun jika dicermati, ternyata bisa juga membuat risiko yang tadinya dianggap kecil oleh bank menjadi besar dan muncul ke permukaan. Untuk itu, para eksekutif perbankan harus menyadari risiko-risiko tersebut dan tentunya yang lebih penting, yaitu penanganannya secara tepat.
Jika suatu bank telah memberikan layanan internet banking atau berencana menawarkan layanan internet banking, berikut ini risiko-risiko yang tidak boleh dilupakan, yaitu : 1. Risiko Strategis (Strategic Risk). Risiko ini berkutat dalam kebijakan atau strategi yang akan dijalankan suatu bank. Tertimpa risiko ini berarti akan berujung kerugian dan berkurangnya modal. Pendek kata, bisa saja karena sengitnya persaingan internet banking antarbank, suatu bank yang ingin mempertahankan nasabahnya melakukan ekspansi pada internet banking tanpa melakukan analisis benefit-biaya (cost benefit analysis). Hal ini akan bertambah parah jika tidak didukung struktur organisasi dan sumber daya yang ahli mengelola internet banking. Jadi, perlu hati-hati.
2. Risiko Transaksi (Transaction Risk). Risiko ini mengancam laba dan modal bank yang ditimbulkan oleh fraud, kesalahan (errors), kealpaan dan ketidakmampuan mengelola tingkat pelayanan yang ditawarkan atau yang menjadi ekpektasi para nasabah. Tingkat risiko transaksi yang besar bisa terjadi pada produk-produk dan layanan internet banking. Pasalnya, internet banking memerlukan internal kontrol yang kuat dan sistem yang selalu siap. Karena bank menggunakan pihak ketiga dalam penyediaan sistem, pihak ketiga yang memberikan jasa tersebut jelas akan meningkatkan risiko transaksi tersebut.
Karena itu, perlu koneksi sistem yang solid antara bank dan pihak ketiga dengan harapan bisa mengurangi kesalahan-kesalahan dan kegagalan transaksi. Jika tidak, akan sangat mungkin nama bank Anda tertulis besar-besar dalam kolom surat pembaca harian nasional.
3. Risiko Kepatuhan (Compliance Risk). Risiko ini muncul akibat pelanggaran dan ketidakpatuhan bank terhadap hukum, peraturan, dan standar etika. Jika tertimpa risiko ini, reputasi bank bisa jatuh, mengalami kerugian, bahkan bisa mengurangi kesempatan melakukan bisnis. Untuk memitigasinya, bank harus betul-betul paham dan mampu menginterpretasikan secara benar, khususnya peraturan-peraturan seputar internet banking dunia.
4. Risiko Reputasi (Reputational Risk). Hancurnya reputasi bank biasanya berjalan seiring dengan risiko-risko lainnya. Dropnya sistem internet banking yang frekuentif atau kecepatan sistem yang rendah bisa membuat buruknya opini publik terhadap suatu bank. Hal ini merupakan salah satu contoh sederhana yang nyatanya sering kali terjadi. Di tengah persaingan yang sengit, jangan heran kalau nasabah mencibir jika mendengar nama suatu bank. Jadi, bank harus mengadopsi suatu strategi yang andal untuk menghadapi risiko jatuhnya reputasi ini.
5. Risiko Keamanan Informasi (Information Security Risk). Risiko ini bisa menggerus keuntungan dan modal bank yang ditimbulkan dari penjahat-penjahat maya (hackers) ataupun orang dalam sendiri. Belum lagi virus-virus, pencurian data, penghancuran data, dan fraud yang juga bisa menghantam bank. Risiko ini sangat krusial dan perlu sangat diwaspadai kalangan perbankan.
6. Risiko Kredit (Credit Risk). Risiko ini juga berpotensi meningkat karena internet banking membuat para nasabah bisa mengajukan aplikasi kredit dari mana pun di dunia ini. Bank-bank tentu akan sangat sulit memverifikasi dan melakukan identifikasi terhadap nasabah jika bank menawarkan kredit melalui internet.
7. Risiko Suku Bunga (Interest Rate Risk). Dengan menawarkan jasa internet banking, risiko suku bunga pada banking book (beda suku bunga antara aset dan kewajiban bank) juga berpotensi meningkat. Dengan internet banking, akan sangat mudah para nasabah membandingkan suku bunga simpanan dan pinjaman. Untuk itu, bank perlu cepat melakukan perubahan terhadap perubahan suku bunga pasar jika tidak ingin ditinggalkan nasabahnya.
8. Risiko Likuiditas (Liquidity Risk). Risiko ini juga harus dicermati. Dengan adanya internet banking, para nasabah menjadi lebih gampang menarik kas dan melakukan transfer kepada pihak ketiga. Sekalipun transfer dilakukan ke rekening pada bank yang sama, bisa saja menjadi masalah. Sebab, pihak ketiga bisa saja menariknya dalam bentuk kas atau mentransfernya ke bank kompetitor. Dengan penerapan internet banking, tentunya bank perlu melakukan penyesuaian terhadap manajemen likuiditasnya kalau tidak ingin kelabakan.
Penutup Keputusan menawarkan layanan internet banking ternyata bak menghadapi buah simalakama. Tidak dilakukan, masa depan bank bisa suram. Jika dilakukan, bisa membawa segudang risiko yang membuat bank gelagapan. Namanya juga bank, tentu harus selalu berhadapan dengan risiko. Namun tidak perlu pusing. Yang penting bagaimana mengelola risiko-risiko tersebut. Pengelolaan risiko dan kontrol internet banking prinsipnya sama dengan manajemen risiko lainnya. Jangan lupa, tidak tepat jika memperlakukan risiko-risiko yang muncul akibat jasa internet banking hanyalah sebagai masalah teknis dan menjadikan sistem atau bahkan departemen teknologi informasi (TI) sebagai kambing hitam jika terjadi masalah. Masalah ini harus menjadi isu utama dan membutuhkan perhatian serius dari pihak manajemen bank.
Sumber : 1. http://www.infobanknews.com/index.php 2. Budi Rahardjo, “Keamanan Sistem Informasi Berbasis Internet,” PT Insan Infonesia & PT INDOCISC, downloadable book yang dapat diperoleh dari http://budi.insan.co.id 3. S. Soundararajan, dan Debanjan Dey, “Architecting e-Banking High Assurance Security Solution,” Infosys.Labels: Tulisanku |
posted by Agustiyadi @ 10:35:00 AM |
|
|
Rahasia Shalat Subuh |
Tuesday, September 4, 2007 |
Oleh : Dr.dr. Barita Sitompul SpJP Setiap pagi kalau kita tinggal didekat mesjid maka akan terbangun mendengar adzan subuh, yang menyuruh kita untuk melaksanakan shalat subuh. Bagi mereka yang beriman segera saja melemparkan selimut dan segera wudhu dan shalat baik di rumah masing-masing atauke mushalla atau masjid terdekat dengan berjalan kaki. Mungkin menjadi pertanyaan mengapa Tuhan memerintahkan kita bangun pagi dan shalat subuh? Berbagai jawaban dari semua disiplin ilmu tentunya akan banyak dijumpai dan membedah serta memberikan jawaban akan manfaat shalat subuh itu. Dibawah akan diulas sedikit mengani manfaat shalat subuh, instruksi Allah sejak 1400 tahun yang lalu. Dalam adzan subuh juga akan terdengar kalimat lain dibandingkan dengan kalimat-kalimat yang dikumandangkan muazin untuk waktu-waktu shalat selanjutnya. Kalimat yang terdengar berbeda dan tidak ada pada azan di lain waktu adalah "ash shalatu khairun minan naum". Arti kalimat itu adalah shalat itu lebih baik dari pada tidur. Pernahkah kita mencoba sedikit saja menghayati kalimat "ash shalatu khairun minan naum"? Mengapa kalimat itu justru dikumandangkan hanya pada shalat subuh, tatkala kita semua sedang terlelap, dan bukan pada adzan untuk shalat lain. Sangat mudah bagi kita semua mengatakan bahwa shalat subuh memang baik karena menuruti perintah Allah SWT, Tuhan semesta Alam, Apapun perintahnya pasti bermanfaat bagi kehidupan manusia. Tetapi disisi mana manfaat itu? Apa supaya waktu banyak untuk mencari rezeki, tidak ketinggalan kereta atau bus karena macet? Pada waktu dulukan belum ada desak-desakan seperti sekarang semua masih lancar, untuk itu tinjauan dari sisi kesehatan kardiovaskular masih menarik untuk dicermati. Untuk tidak berpanjang kata, maka dikemukakan data bahwa shalat subuh bermanfaat karena dapat mengurangi kecenderungan terjadinya gangguan kardiovaskular. Pada studi MILIS, studi GISSI 2 dan studi-studi lain di luar negeri, yang dipercaya sebagai suatu penelitian yang shahih maka dikatakan puncak terjadinya serangan jantung sebagian besar dimulai pada jam 6 pagi sampai jam 12 siang. Mengapa demikian? Karena pada saat itu sudah terjadi perubahan pada sistem tubuh dimana terjadi kenaikan tegangan saraf simpatis (istilah Cina:Yang) dan penurunan tegangan saraf parasimpatis (YIN). Tegangan simpatis yang meningkat akan menyebabkan kita siap tempur, tekanan darah akan meningkat, denyutan jantung lebih kuat dan sebagainya. Pada tegangan saraf simpatis yang meningkat maka terjadi penurunan tekanan darah, denyut jantung kurang kuat dan ritmenya melambat. Terjadi peningkatan aliran darah ke perut untuk menggiling makanan dan berkurangnya aliran darah ke otak sehingga kita merasa mengantuk, pokoknya yang cenderung kepada keadaan istirahat. Pada pergantian waktu pagi buta (mulai pukul 3 dinihari) sampai siang itulah secara diam-diam tekanan darah berangsur naik, terjadi peningkatan adrenalin yang berefek meningkatkan tekanan darah dan penyempitan pembuluh darah (efek vasokontriksi) dan meningkatkan sifat agregasi trombosit (sifat saling menempel satu sma lain pada sel trombosit agar darah membeku) walaupun kita tertidur. Aneh bukan? Hal ini terjadi pada semua manusia, setiap hari termasuk anda dan saya maupun bayi anda. Hal seperti ini disebut sebagai ritme Circardian/Ritme sehari-hari, yang secara kodrati diberikan Tuhan kepada manusia. Kenapa begitu dan apa keuntungannya Tuhan yang berkuasa menerangkannya saat ini. Namun apa kaitannya keterangan di atas dengan kalimat "ash shalatu khairun minan naum"? Shalat subuh lebih baik dari tidur? Secara tidak langsung hal ini dapat dirunut melalui penelitian Furgot dan Zawadsky yang pada tahun 1980 dalam penelitiannya mengeluarkan sekelompok sel dinding arteri sebelah dalam pada pembuluh darah yang sedang diseledikinya (dikerok). Pembuluh darah yang normal yang tidak dibuang sel-sel yang melapisi dinding bagian dalamnya akan melebar bila ditetesi suatu zat kimia yaitu: Asetilkolin. Pada penelitian ini terjadi keanehan, dengan dikeluarkannya sel-sel dari dinding sebelah dalam pembuluh darah itu, maka pembuluh tadi tidak melebar kalau ditetesi asetilkolin. Penemuan ini tentu saja menimbulkan kegemparan dalam dunia kedokteran. "Jadi itu toh yang menentukan melebar atau menyempitnya pembuluh darah, sesuatu penemuan baru yang sudah sekian lama, sekian puluh tahun diteliti tapi tidak ketemu". Penelitian itu segera diikuti penelitian yang lain diseluruh dunia untuk mengetahui zat apa yang ada didalam sel bagian dalam pembuluh darah yang mampu mengembangkan/melebarkan pembuluh itu. Dari sekian ribu penelitian maka zat tadi ditemukan oleh Ignarro serta Murad dan disebut NO/Nitrik Oksida. Ketiga penelitian itu Furchgott dan Ignarro serta Murad mendapat hadiah NOBEL tahun 1998. Zat NO selalu diproduksi, dalam keadaan istirahat tidur pun selalu diproduksi, namun produksi dapat ditingkatkan oleh obat golongan Nifedipin dan nitrat dan lain-lain tetapi juga dapat ditingkatkan dengan bergerak, dengan olahraga. Efek Nitrik oksida yang lain adalah mencegah kecenderungan membekunya darah dengan cara mengurangi sifat agregasi/sifat menempel satu sama lain dari trombosit pada darah kita. Jadi kalau kita kita bangun tidur pada pagi buta dan bergerak, maka hal itu akan memberikan pengaruh baik pada pencegahan gangguan kardiovaskular. Naiknya kadar NO dalam darah karena exercise yaitu wudhu dan shalat sunnah dan wajib, apalagi bila disertai berjalan ke mesjid merupakan proteksi bagi pencegahan kejadian kardiovaskular.
Selain itu patut dicatat bahwa pada posisi rukuk dan sujud terjadi proses mengejan, posisi ini meningkatkan tonus parasimpatis (yang melawan efek tonus simpatis). Dengan exercise tubuh memproduksi NO untuk melawan peningkatan kadar zat adrenalin di atas yang berefek menyempitkan pembuluh darah dan membuat sel trombosit darah kita jadi bertambah liar dan inginnya rangkulan terus. Demikianlah kekuasaan Allah, ciptaannya selalu dalam berpasang-pasangan, siang-malam, panas-dingin, dan NO-Kontra anti NO. Allah, sudah sejak awal Islam datang menyerukan shalat subuh. Hanya saja Allah tidak secara jelas menyatakan manfaat akan hal ini karena tingkat ilmu pengetahuan manusia belum sampai dan masih harus mencarinya sendiri walaupun harus melalui rentang waktu ribuan tahun. Petunjuk bagi kemaslahatan umat adalah tanda kasihNya pada hambaNya. Bukti manfaat instruksi Allah baru datang 1400 tahun kemudian. Allahu Akbar. Mudah-mudahan mulai saat ini kita tidak lagi memandang sholat sebagai perintahNya akan tetapi memandangnya sebagai kebutuhan kita. Sehingga tidak merasa berat dan terpaksa dalam menjalankan ibadah dan selalu shalat subuh didahului dengan shalat sunnah dan kalau dapat jalan ke mesjid. Selamat shalat subuh dengan penuh rasa syukur pada Allah akan karunia ini. AminLabels: Agama |
posted by Agustiyadi @ 4:34:00 PM |
|
|
Metode-metode Dalam Pengembangan Diri |
|
oleh : M. Tri Agustiyadi, S.Komp, MM
Selama dunia masih berputar, kehidupanpun akan terus mengalami proses perubahan. Proses perubahan ini juga terjadi di semua bidang kehidupan dan aktivitas manusia. Akibatnya manusia harus terus mengikuti perubahan yang terjadi jika tidak ingin tertinggal. Untuk mengikuti perubahan itu manusia perlu terus mengembangkan diri. Agar pengembangan diri berjalan sesuai dengan arah yang dikehendaki, maka dibutuhkan metode-metode maupun pendekatan-pendekatan.
Mendefinisikan Pengembangan Diri Definisi dari pengembangan diri adalah “Individu-individu yang mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan-kemampuan mereka melalui usaha-usaha yang diarahkan oleh diri mereka sendiri”. Dari definisi itu jelas bahwa cara pendekatan tersebut merefleksikan prinsip-prinsip keikutsertaan dan kemandiriian. Cara pendekatan pengembangan diri secara implisit memasukkan ciri penting otonomi belajar yang terkandung dalam penciptaan kemandirian, tanggung jawab, dan keberanian mengambil resiko. Proses Pengembangan Diri Mengaplikasikan pengembangan diri menuntut individu untuk mempertimbangkan dan menjawab tiga pertanyaan penting. Jawaban-jawabannya tidak harus definitif, bahkan pada kenyataannya jawabannya sering kali lebih bersifat tentatif ketimbang pasti. Bagi sebagian besar orang, hal ini menguntungkan karena fleksibilitas merupakan hal penting. Pertanyaan-pertanyaan itu adalah :
• Di mana saya sekarang ini ? Ini memerlukan beberapa analisis pribadi untuk menciptakan rasa kepuasan atau ketidakpuasan atas hasil yang telah dicapai selama ini. Analisis tersebut seharusnya terfokus pada identifikasi area-area kekuatan dan kelemahan dalam hubungannya dengan praktek maupun kemampuan.
• Di mana saya ingin berada ? Menjawab pertanyaan ini seharusnya memberikan indikasi mengenai area-area kinerja mana yang akan digarap. Jawaban itu juga harus menyertakan formulasi sasaran belajar, target waktu penyelesaian, keputusan mengenai metode-metode yang akan digunakan dan identifikasi sumber-sumber yang tersedia dan dibutuhkan.
• Bagaimana saya akan memonitor kemajuan ? Untuk memonitor perubahan dan perkembangan, dibutuhkan tolok ukur yang tepat. Suatu sistem dan skala waktu untuk peninjauan secara teratur juga perlu dikembangkan.
• Pengamatan atas pertanyaan-pertanyaan Barangkali pertanyaan yang paling sulit adalah yang pertama, khususnya dalam menganalisis diri, karena sering kali hal tersebut merupakan sesuatu yang baru bagi sebagian besar individu. Analisis ini terfokus pada kinerja dan penyelesaian tugas. Fokus terhadap aspirasi-aspirasi pribadi dan karier juga dapat diikutsertakan. Analisis sering kali merupakan sebuah titik awal dalam usaha memperbaiki manajemen waktu. Tujuan analisis ini dalam pengembangan diri adalah memberikan data untuk aplikasi yang lebih luas. Selain itu analisis akan menunjukkan proporsi waktu yang digunakan dalam berbagai macam aktivitas, pengidentifikasian kekuatan dan kelemahan sebagai basis pengembangan diri membutuhkan tahapan analisis yang lebih jauh.
Beberapa Metode Pengembangan Diri Selain metode-metode formal seperti misalnya kursus-kursus dan program-program pelatihan, ada berbagai macam metode yang dapat digunakan dan diatur oleh individu itu sendiri. Metode yang paling umum digunakan adalah :
• Observasi Seseorang dapat memulai belajar banyak hanya dari mengamati prilaku orang lain. Sebagai contoh adalah area kemampuan interpersonal di mana mengamati kemampuan seorang negosiator yang efektif akan sangat bermanfaat. Target-target pengamatan dapat dimulai dari manajer, rekan-rekan dan bawahan-bawahan individu tersebut.
• Refleksi Metode ini mengacu pada memikirkan dan menganalisis hasil observasi. Ini juga mencakup refleksi pada prilaku, kinerja dan alasan-alasan utama dari individu itu sendiri. Ini merupakan aspek penting pengembangan diri.
• Bacaan Penuntun Membaca buku-buku teks, jurnal-jurnal, dan artikel-artikel merupakan cara yang mudah untuk meningkatkan pengetahuan. Meminta saran dari orang yang lebih berpengalaman akan sangat bermanfaat dalam penghematan waktu, uang dan usaha. Seperti misalnya jika kita mengalami kesulitan dalam pengontrolan keuangan, maka saran seorang akuntan haruslah menjadi acuan, disamping bacaan tentang keuangan.
• Kunjungan/ikatan Menggunakan waktu sehari atau dua hari untuk mengamati dan mengadakan pembicaraan dengan staf di bagian personalia, pemasaran, ataupun keuangan akan meningkatkan pengetahuan mengenai fungsi-fungsi tersebut maupun pengertian akan kontribusi mereka.
• Mencari Umpan Balik Mencari umpan balik merupakan hal yang penting dalam proses belajar dan pengembangan diri, khususnya dalam pengembangan keterampilan walaupun metode ini sedikit lebih beresiko. Umpan balik juga dapat digunakan untuk memonitor kemajuan individu. Satu hal yang penting dalam metode ini adalah memilih target-target umpan balik dengan hati-hati.
• Mencari Tantangan Jika individu tidak yakin dengan kemampuannya, biasanya dia akan menghindari aktivitas tersebut. Tetapi hal ini tidak bisa dibiarkan terus kalau individu itu tidak ingin pengembangan dirinya terhambat. Untuk itu diperlukan usaha-usaha lain untuk lebih sering ikut terlibat dalam aktivitas tersebut. Jika didukung dengan persiapan, misalnya melalui bacaan penuntun, dan dengan analisis kinerja, metode ini akan menjadi metode yang paling pas untuk pengembangan diri, misalnya memberikan presentasi dan memimpin pertemuan-pertemuan.
• Paket-paket Siap Pakai Saat ini sudah banyak dijual paket-paket belajar otodidak siap pakai dari berbagai yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengembangan diri. Kesadaran dan kemauan dari dalam diri sendiri sangat dibutuhkan dalam memakai metode ini.Labels: Tulisanku |
posted by Agustiyadi @ 11:41:00 AM |
|
|
Pentingkah Slogan Tabungan ? |
|
oleh : M. Tri Agustiyadi, S.Komp, MM Salah satu elemen positioning dalam membangun persepsi konsumen adalah pemberian slogan pada setiap produk. Slogan pada dasarnya adalah frase pendek yang memberikan deskripsi atau informasi dari suatu merek. Jadi, suatu slogan dapat memberikan gambaran kepada marketer mengenai intisari dari suatu produk dan kepada konsumen dapat memberikan informasi singkat yang membuat suatu produk memiliki keunikan. Slogan ini biasanya dimunculkan dalam iklan-iklan dari merek / produk tersebut atau kadang-kadang juga ditulis dalam kemasan. Sama seperti nama merek, slogan adalah elemen dari merek yang memberikan kontribusi penting dalam meningkatkan daya tarik suatu produk.
Dalam konteks dengan ekuitas merek, maka suatu slogan yang kuat akan memberikan kontribusi terhadap kekuatan suatu merek. Pertama, slogan yang kuat, akan membantu suatu merek dalam meningkatkan awareness. Kedua, slogan dapat memperkuat strategi positioning dari merek tersebut. Hal ini terjadi karena slogan sesungguhnya adalah intisari dari positioning itu sendiri. Jadi, suatu slogan yang baik, biasanya lahir dari pemahaman yang mendalam mengenai brand image yang akan dibentuk dalam benak konsumen. Hanya dengan menggunakan kata-kata antara dua hingga lima kata saja, maka slogan sudah dapat mewakili bagian yang penting dari asosiasi yang ingin dikembangkan oleh suatu produk. Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa slogan dan positioning yang merupakan bagian dari strategi komunikasi dalam meningkatkan persepsi terhadap citra sebuah perusahaan.
Menciptakan suatu slogan yang merupakan bentuk singkat dari positioning adalah tugas yang tidak terlalu sulit. Yang kemudian menjadi sulit adalah bagaimana membuat suatu slogan yang dapat memberikan arti dan sekaligus memiliki nilai kreatifitas yang tinggi. Karena itu, pemilihan kata, susunan kata dan intonasi pengucapan adalah bagian penting dari eksekusi suatu slogan. Biaya pembuatan slogan untuk suatu produk tidaklah murah, karena pihak perusahaan sering kali harus menggandeng pihak konsultan untuk membantu merumuskan slogan yang sesuai dengan yang diinginkan oleh bank tersebut.
Proses pembuatan slogan sendiri tidak boleh sembarangan. Sebuah slogan harus dibuat dengan memahami product insight dan consumer insight. Setelah proses tersebut dilewati, munculah ”product positioning”. Positioning produk biasanya muncul dalam bahasa marketing, belum dalam bahasa komunikasi. Kemudian bahasa marketing tersebut diterjemahkan dalam bahasa konsumen yang hasilnya disebut slogan atau tagline.
Sudah seharusnya slogan membantu konsumen untuk mengingat sebuah merek. Sebab, slogan ibarat identitas siapa Anda sebenarnya. Identitas itu dijelaskan dengan kalimat yang singkat, jelas dan padat, tetapi mampu merangkum semua value yang ada dalam merek. Dengan kata lain, slogan merupakan bentuk singkat dari positioning merek. Karena bentuknya slogan, maka esensi positioning statement ini harus bisa ditangkap oleh target audience. Slogan juga pada dasarnya adalah frase pendek yang mendiskripsikan sebuah merek. Lewat slogan, marketer memberi gambaran mengenai intisari merek dan menginformasikan keunikannya. Maka dari itu, posisi slogan sangat fundamental untuk setiap merek, karena menjadi elemen merek yang memberi kontribusi sangat penting sekaligus pemikat atau daya tarik dari sebuah produk.
Kekuatan slogan pun tidak terbantahkan. Itulah sebabnya, sebagian besar merek-merek yang beredar di pasaran menggunakan berbagai slogan untuk menancapkan merek di benak konsumen. Daya ingat konsumen terhadap slogan pun relatif cukup lama, meskipun masih tergantung kepada bagaimana pemilik merek mengkomunikasikannya. Sejumlah slogan yang bertahan lama ini, antara lain “Seindah warna aslinya” dari Fuji Film, “Ingat beras ingat Cosmos” dari Cosmos dan “Terus terang Philip terang terus” dari lampu Philips. Kuatnya slogan itu berarti pula kesuksesan. Karena bagaimana pun juga slogan yang berhasil menancap di benak konsumen merupakan aset merek yang paling berharga.
Slogan Produk Tabungan Di tengah-tengah maraknya bank-bank asing dalam memasuki pasar perbankan di Indonesia, di lain pihak sebagian bank-bank domestik telah mulai merasakan adanya penyempitan segmen pasar. Hal ini terjadi karena kompetisi antar bank dalam mempertahankan dan mendapatkan nasabah baru berlangsung begitu ketat. Suasana persaingan itu secara alami telah menuntut setiap bank untuk mengembangkan keunggulan komparatif dari masing-masing produk atau jasa layanan finansial yang dimilikinya.
Dengan maraknya persaingan di dunia perbankan, menyebabkan berbagai strategi telah dilakukan oleh pihak bank dalam rangka menarik minat masyarakat untuk menjadikan nasabahnya. Persaingan perbankan pada beberapa tahun yang lalu, hanya berkisar pada strategi penawaran berbagai variasi produk bank, seperti tabungan dan deposito berjangka dengan suku bunga yang menarik, giro, fasilitas ATM, kartu kredit, kartu debet serta fasilitas-fasilitas lainnya.
Setelah masalah produk, persaingan semakin meningkat dengan adanya undian berhadiah atau pemberian hadiah-hadiah langsung kepada nasabah. Hal ini menunjukkan bahwa dunia perbankan sangat kompetitif dalam menarik minat masyarakat dan mempertahankan atau meningkatkan hubungan bisnis dengan para nasabahnya.
Kini, sebagian besar bank gencar menawarkan fasilitas teknologinya, seperti fitur-fitur dalam ATM semakin canggih, SMS Banking dan internet banking untuk memberikan kepuasan kepada nasabah dan nasabah tidak lagi hanya tertarik dengan bank-bank yang menawarkan berbagai hadiah. Bagi nasabah, yang penting dana yang disimpan di bank nya aman dan mendapatkan kemudahan dalam melakukan transaksi keuangannya. Tetapi apakah hanya aspek aman dan bank yang sehat saja yang menjadi pertimbangan utama nasabah dalam memilih bank?
Jika melihat bank-bank papan atas, baik bank BUMN maupun bank swasta, seperti Bank Mandiri, BNI, BRI, BCA, Bank Permata dan Bank Danamon, produk tabungannya (tabungan biasa) mempunyai positioning produk yang hampir sama. Hal ini terlihat dari pasar sasaran (market segmen) yang ditujunya, yaitu seluruh lapisan masyarakat. Dengan ketatnya persaingan bank-bank tersebut diatas dalam menarik calon nasabah maupun mempertahankan nasabahnya, setiap bank harus dapat memberikan keunggulan dan perbedaan (diferensiasi) pada masing-masing produknya. Untuk mengkomunikasikan keunggulan produk tabungan yang dimilikinya, kelebihan apa saja yang dibutuhkan oleh nasabah serta janji yang akan dipenuhi untuk memberikan kepuasan kepada nasabah, maka pemberian slogan pada produk tabungan menjadi suatu keharusan. Misalnya, Bank Mandiri, salah satu bank umum terbesar milik pemerintah memberikan slogan pada produk tabungannya, yaitu Hidup Lebih Nyaman, Aman dan Menguntungkan dengan maksud jika menabung di Bank Mandiri maka hidup akan lebih nyaman, aman dan banyak keuntungan yang akan didapatkan. Sedangkan BNI yang juga salah satu bank milik pemerintah mengusung slogan pada produk tabungannya (Taplus), yaitu Hidup Selalu Bisa Lebih Mudah, yang mempunyai maksud jika nasabah menabung di BNI maka akan mendapatkan banyak kemudahan dalam menjalankan kegiatan yang berhubungan dengan transaksi keuangan, sehingga hidup bisa dijalani dengan lebih mudah. Begitu pula dengan BRI, yang mengusung slogan Semua Jadi Nyata pada slogan tabungannya (Britama).
Sedangkan dari bank swasta, BCA dengan produk tabungan Tahapan BCA mengusung slogan Untuk Kenyamanan Hidup Anda, yang mempunyai maksud hidup akan menjadi nyaman dengan menggunakan segala fasilitas yang tersedia dari Tahapan BCA. Satu bank swasta yang cukup besar, yaitu Bank Permata mengusung slogan dalam produk tabungannya Akses Terluas, Fitur Terlengkap, mempunyai maksud bahwa Tabungan Permata mempunyai akses yang luas dan fitur (fasilitas) yang lengkap yang akan memudahkan nasabah dalam bertransaksi dan mendukung kegiatan keuangannya.
Berdasarkan hasil riset terhadap beberapa responden, ada indikasi yang kuat bahwa nasabah tidak peduli apapun slogan produk tabungan yang dipilihnya. Positioning produk tabungan dan persepsi yang sudah tertanam kuat di benak nasabah terhadap suatu produk bank ternyata tidak akan mempengaruhi citra nasabah terhadap produk bank tersebut. Dengan kata lain, nasabah tetap akan menggunakan produk tabungan tersebut tanpa peduli slogan yang ditampilkan oleh produk tabungan tersebut, karena nasabah mempunyai kepentingan sendiri terhadap penggunaan suatu produk tabungan atau nasabah sudah mempunyai pengalaman yang menyenangkan dengan menggunakan produk tabungan tersebut. Uniknya hampir tidak ada perbedaan antara bank pemerintah maupun bank swasta.
Menjadi menarik untuk dikaji, karena masyarakat atau nasabah tidak begitu peduli apapun slogan produk bank (tabungan), yang penting aman, menguntungkan dan sesuai dengan kebutuhan mereka. Namun menariknya, sebuah bank harus bersusah payah untuk menetapkan slogan bagi produk tabungannya, bahkan dengan meminta bantuan konsultan dengan biaya yang lumayan mahal.
Lalu, apa pentingnya sebuah bank menetapkan slogan bagi produknya dan bagaimana seharusnya bank dalam menetapkan slogan agar masyarakat atau nasabah dapat lebih aware (peduli) terhadap produk tabungan yang ditawarkan? Menurut seorang ahli pemasaran, Iim Fahima, sebuah slogan muncul karena adanya positioning yang berfungsi untuk membedakan sebuah brand dengan brand yang lainnya. Slogan tersebut akhirnya bisa disebut sebagai 'gambaran personality dan visi' sebuah brand. Seperti misalnya HSBC dengan slogannya 'Bank Dunia yang Mengerti Anda', disini digambarkan HSBC adalah bank internasional yang sangat memahami budaya lokal, sebuah personality yang tidak dimiliki bank lain.
Slogan yang benar muncul berdasarkan pemahaman produk, pemahaman konsumen dan objectif bisnis yang jelas sehingga slogan tersebut ketika sampai ke masyarakat tidak menjadi 'over dan promise under deliver' atau apa yang dijanjikan tidak sesuai dengan kenyataan. Memang betul jika menyebutkan bahwa pada kasus bank, konsumen tidak terlalu perduli dengan slogan. Hal ini terjadi karena faktor terpenting dalam memilih bank adalah unsur kepercayaan. Kepercayaan bukan muncul karena pengaruh slogan melainkan faktor pengalaman yang dialami sendiri atau dialami orang lain.
Agar slogan di aware oleh konsumen, selain harus disosialisasikan, juga harus dibuktikan dalam bentuk tindakan. Misalnya, jika sebuah bank berjanji untuk 'Melayani dengan hati', maka seluruh tindakan perusahaan dalam melayani konsumen harus sungguh-sungguh tulus, ramah, mempermudah konsumen tanpa pandang bulu. Jika tidak, konsumen akan merespon negatif dan slogan tersebut malah menjadi bumerang bagi brand tersebut. Begitu pula dengan sebuah produk seperti Taplus BNI yang mengusung slogan Hidup Selalu Bisa Lebih Mudah, maka hendaknya seluruh unsur di BNI benar-benar memenuhi janjinya untuk membuat nasabah Taplus hidupnya menjadi selalu bisa lebih mudah.Labels: Tulisanku |
posted by Agustiyadi @ 10:36:00 AM |
|
|
Pentingnya Mengetahui Uraian Tugas |
|
oleh : M. Tri Agustiyadi, S.Komp, MM
Ketika sedang menghadapi pekerjaan yang menumpuk, seringkali seorang karyawan mengeluh tentang tambah banyaknya tugas dan perintah atasan, yang katanya tidak sesuai lagi dengan job desc-nya.
Seringkali terjadi perbedaan pendapat antara karyawan dan perusahaan, tentang tugas yang harus dikerjakan atau acuan yang digunakan sebagai batas wewenang. Dengan adanya job description, apa yang diinginkan perusahaan dan bagaimana membuat agar tugas yang harus dikerjakan, dapat diketahui dengan jelas.
Dalam definisi teoritis, job description adalah uraian singkat tentang tugas, kondisi pekerjaan, serta tuntutan yang diperlukan ketika menjabat suatu posisi. Di dalamnya, setidaknya ada nama posisi, tujuan pekerjaan dan hasil yang diharapkan, aktivitas yang perlu dilakukan, peralatan dan hubungan kerja yang digunakan, atau spesifikasi personal pemegang jabatannya.
Job description itu sangat berguna, baik bagi perusahaan maupun karyawannya. Job description yang benar, yaitu sesuai dengan kenyataan, biasanya dapat digunakan oleh perusahaan untuk pengembangan bisnis. Hitungan beban kerja, dari struktur dan desain perusahaan bisa menentukan perampingan atau pengembangan jabatannya yang nantinya berpengaruh pada sistem penggajian.
Selain itu, perusahaan juga bisa memiliki pijakan untuk mencari calon karyawan yang tepat, penentuan bentuk training, evaluasi kinerja dan alur promosi. Biasanya isi spesifikasi personal dari job description akan berisi tuntutan pendidikan, pengetahuan, keterampilan dan lamanya pengalaman kerja, untuk dicantumkan dalam iklan lowongan kerja atau digunakan untuk mengetahui training apa yang harus diberikan.
Manfaat Untuk Karyawan Seorang karyawan tentu akan mendapatkan banyak manfaat dari job description. Bahkan, dari nama posisi, seorang karyawan juga dapat mengetahui batas wewenang supaya tidak tumpang tindih dengan rekannya. Lalu job description juga berisi tentang tujuan pekerjaan.
Karyawan juga perlu tahu tugas utama dan tugas tambahan yang perlu dilakukan. Jangan sampai karena merasa sudah menjadi manajer, lalu tidak mau lagi membantu pekerjaan bawahannya.
Setelah menyelesaikan tugas utama dan tugas tambahan, karyawan juga dapat memperoleh gambaran nyata tentang output kerjanya sendiri atau melihat prestasi yang dicapai. Biasanya evaluasi kinerja yang dilakukan tahunan oleh perusahaan juga didasarkan pada tingkat keberhasilan karyawan dalam menyelesaikan tugas yang tergambar dalam job description.
Adapun untuk pengetahuan karyawan yang baru menjabat suatu posisi, job description yang lengkap akan memuat alur koordinasi dan struktur pembagian wewenang, alat kerja yang boleh digunakan dan lokasi kerjanya.
Tentu saja hal ideal untuk mendapatkan job description yang lengkap dan sesuai dengan kondisi kenyataan, tidak begitu saja mudah diperoleh. Perusahaan perlu mengadakan proses analisa jabatan. Bahkan jika perlu dapat mengundang konsultan eksternal untuk membantu membuat job description yang baik. Proses pembuatan job description dapat dilakukan memalui interviu kepada segenap karyawan untuk melihat beban kerja yang aktual. Perubahan job description harus segera dilakukan untuk mengikuti perubahan dinamika organisasi yang berkembang dengan cepat.
Bagaimana Job Description Anda? Apakah Anda sudah mengerti dengan job description Anda? Atau bahkan, Anda belum pernah membacanya atau malahan job description Anda belum ada? Segeralah merumuskan job description Anda, agar Anda dan perusahaan dapat mengetahui tugas, wewenang dan tanggung jawab Anda, sehingga Anda dapat menghasilkan kinerja sesuai yang diharapkan oleh perusahaan.Labels: Tulisanku |
posted by Agustiyadi @ 9:26:00 AM |
|
|
Khutbah Rasulullah Menyambut Bulan Ramadhan |
|
Wahai manusia! Sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah, rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia disisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam paling utama. Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu adalah ibadah, amal-amalmu diterima, dan doa-doamu diijabah.
Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan syiyam dan membaca kitab-Nya. Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fukara dan masakin. Muliakanlah orang-orang tuamu, sayangilah yang muda, sambunglah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya, dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarkannya.
Kasihanilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu. Bertobatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hambanya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya, dan mengabulkan mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.
Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa)-mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu. Ketahuilah! Allah Ta'ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengazab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri dihadapan Rabb Al-'Alamin.
Wahai manusia! Barangsiapa diantaramu memberi buka kepada orang-orang Mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka disisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan ia diberi ampunan atas dosa-dosanya yang lalu.
( Sahabat-sahabat bertanya:" Ya Rasulullah!Tidaklah kami semua mampu berbuat demikian." Rasulullah meneruskan ) :
Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walaupun hanya dengan seteguk air.
Wahai manusia! Siapa yang membaguskan ahlaknya di bulan ini ia akan berhasil melewati sirath pada hari ketika kaki-kaki tergelincir.
Barang siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari Kiamat. Barang siapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakannya pada hari ia berjumpa dengan-nya.
Barangsiapa menyambungkan tali persudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barangsiapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.
Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa melakukan shalat fardhu baginya adalah ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardhu dibulan yang lain.
Barang siapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa pada bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Qur'an pada bulan-bulan yang lain.
Wahai manusia! sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak akan pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu. Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu.
Amirul Mukminin k.w. berkata,:Aku berdiri dan berkata,"Ya Rasulullah! Apa amal yang paling utama dibulan ini?" Jawab Nabi:Ya abal Hasan! Amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah".
Di kutip dari:"Puasa Bersama Rasulullah", karangan Ibnu Muhammad, Pustaka Al Bayan Mizan.
Selamat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadhan. Mohon maaf lahir dan bathin atas segala kekhilafan. Semoga Allah memberikan kekuatan lahir dan bathin kepada kita dalam menjalankan ibadah puasa dan Allah mengampuni dosa-dosa kita. Amin.Labels: Agama |
posted by Agustiyadi @ 8:24:00 AM |
|
|
Pentingnya Perencanaan Keuangan Keluarga |
Monday, September 3, 2007 |
oleh : M. Tri Agustiyadi, S.Komp, MM
Kita sering mendengar orang mengeluh karena tidak memiliki cukup uang untuk membeli barang atau jasa yang diinginkannya. Ada juga orang yang merasa heran karena penghasilan yang ia dapatkan setiap bulan ternyata selalu habis di pertengahan bulan karena pengeluarannya selalu lebih besar daripada penghasilannya.
Sebaliknya, ada juga orang yang mengalami kelebihan uang. Kelebihan uang, biasanya akan mendorong seseorang untuk semakin besar berbelanja dan mengeluarkan uang, sehingga kelebihan uang tersebut akan habis juga dan akhirnya mengalami defisit juga. Atau Andalah yang sering mengeluh karena juga merasakan hal yang demikian ?
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan penghasilan yang besar. Memang betul bahwa secara manusiawi, penghasilan besar biasanya akan mendorong seseorang untuk makin besar berbelanja. Tetapi, penghasilan besar tentu lebih baik daripada penghasilan yang lebih kecil. Masalahnya, tinggal bagaimana mengelolanya.
Mengapa Perencanaan Keuangan Harus Dilakukan? Membicarakan cara mengelola keuangan, berarti membicarakan mengenai perencanaan keuangan. Perencanaan Keuangan adalah proses merencanakan keuangan untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang. Pencapaian tujuan tersebut ada yang dalam bentuk menabung, melakukan investasi, melakukan budgeting, atau mengatur komposisi harta yang dimiliki saat ini.
Mungkin Anda bertanya, apa pentingnya melakukan perencanaan keuangan ? Bukankah sudah cukup kalau Anda sudah memiliki penghasilan dan harta yang besar jumlahnya? Dan selama ini Anda pun tidak punya masalah dengan uang dan tidak pernah merasa kekurangan uang.
Atau sebaliknya, mungkin Anda merasa bahwa penghasilan yang Anda miliki tidak mencukupi, sehingga Anda berpikir: “Apa lagi yang mau saya rencanakan ? Untuk makan sehari-hari saja sudah pas, apa lagi yang mau dihitung atau direncanakan?”
Jawaban untuk kedua situasi di atas sebetulnya sama. Bila Anda memiliki penghasilan besar dan menganggap bahwa Anda tidak lagi memerlukan perencanaannya, maka Anda keliru. Justru karena Anda memiliki penghasilan besar, Anda perlu memiliki perencanaan keuangan. Karena kalau tidak, maka penghasilan Anda bisa habis begitu saja untuk hal-hal yang mungkin tidak berguna.
Bila Anda tergolong orang yang mengganggap bahwa penghasilan Anda sedikit dan Anda tidak memiliki harta yang besar sehingga merasa tidak ada lagi yang bisa direncanakan. Dalam hal ini Anda juga keliru. Justru karena penghasilan Anda sedikit, Anda perlu memiliki perencanaan keuangan. Karena kalau tidak, Anda bisa tidak memiliki apa-apa.
Kesimpulannya, berapapun besarnya penghasilan Anda, Anda harus mempunyai sebuah perencanaan keuangan agar tujuan-tujuan keuangan Anda, baik yang jangka pendek maupun jangka panjang dapat tercapai.
Selain untuk mencapai tujuan-tujuan keuangan, perencanaan keuangan juga diperlukan untuk mengatasi hal-hal seperti : 1. Tingginya biaya hidup saat ini; 2. Naiknya biaya hidup dari tahun ke tahun; 3. Keadaan perekonomian yang tidak menentu; 4. Fisik manusia tidak akan selalu sehat dan 5. Banyaknya alternatif produk keuangan.
Tentukan Tujuan Perencanaan Keuangan Agar perencanaan keuangan mendapatkan hasil, maka Anda harus menentukan tujuan-tujuan keuangan Anda. Tidak mudah memang dalam menentukan tujuan keuangan, tetapi hal ini harus dilakukan, karena kalau tidak perencanaan keuangan kita tidak akan mempunyai arah yang pasti.
Sebagai ilustrasi, perhatikan contoh sebuah keluarga kecil yang baru saja menikah. Pada awal pernikahan mereka, mereka masih menumpang tinggal di rumah mertua. Dengan alasan penghasilan belum memadai, mereka belum mempunyai rencana atau tujuan untuk membeli rumah sendiri.
Setelah anak mereka lahir, kehidupan mulai berubah. Mereka merencanakan untuk mempunyai rumah sendiri karena ingin membesarkan dan mengasuh anaknya sendiri. Mulailah mereka menyusun rencana untuk dapat mewujudkan keinginan tersebut. Akhirnya disepakatilah mereka harus menabung untuk dapat membayar uang muka pembelian rumah.
Akhirnya setelah berusaha keras dan dengan perencanaan keuangan yang baik, mereka mampu mewujudkan keinginan memiliki rumah sendiri. Walaupun tidak begitu besar tetapi mereka puas dan mereka bisa membesarkan anak sesuai dengan cara-cara yang mereka inginkan.
Inti dari contoh tersebut di atas adalah hidup ini jangan dibiarkan mengalir begitu saja. Kita harus menentukan arah dan tujuan kehidupan kita. Tujuan hidup bisa berupa materi maupun non materi. Tujuan yang telah kita sepakati - tentunya bagi kita yang sudah berkeluarga - harus menjadi titik acuan yang harus kita kejar dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup kita, salah satunya adalah dengan cara merencanakan keuangan kita.
Sudahkah Anda membuat perencanaan keuangan Anda dan membuat tujuan-tujuan keuangan Anda ? Jika belum, mulailah sekarang juga. Segera tentukan tujuan tersebut. Ingat, tujuan tersebut akan memandu Anda dalam mengerahkan pikiran dan tenaga dalam kehidupan Anda sehari-hari.Labels: Tulisanku |
posted by Agustiyadi @ 2:35:00 PM |
|
|
|
About Me |
Name: Agustiyadi
Home: Jakarta, Jakarta, Indonesia
About Me:
See my complete profile
|
Previous Post |
|
Archives |
|
Links |
|
Powered by |
|
|